DEPOLICNEWS.COM, Makassar – Usai perhelatan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2018, selanjutnya warga Indonesia akan menghadapi Pemilihan Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 mendatang. Isu pemilu 2019 dan edukasi politik pun, menjadi pembahasan terhangat saat ini.
Seperti yang difokuskan Perkumpulan Democracy Political Public of Indonesia. Organisasi yang juga disebut De’Polic Indonesia merupakan sebuah wadah yang concern untuk membangun pendidikan demokrasi politik.
Termasuk mengawal kebijakan pemerintah dan fokus mengkaji isu-isu strategis yang sedang berkembang di tengah masyarakat.
Ketua Umum Pengurus Nasional Perkumpulan, Renny Puteri Harapan Rani Rasyid, menyebutkan, pengurus telah melakukan Temu Pengurus Nasional di Makassar, Sabtu, 7 Juli 2018, kemarin. Dalam pertemuan itu Ketua Badan Pengurus Perkumpulan, Anirwan, juga hadir.
“Ada 20 orang pengurus hadir berkumpul dari berbagai kalangan, yakni akademisi dan organisatoris,” ujarnya, Minggu, 8 Juli 2018.
Sharing opinion terkait orientasi perkumpulan dan menentukan arah langkah perkumpulan De’Polic ke depan menyongsong tahun pemilu mendatang.
De’Polic hadir dengan nuansa berbeda, yakni dengan sebuah visi. Bagaimana menciptakan ruang afiliasi yang luas terhadap publik dari segi aspek politik dan kebijakan pemerintah yang menempatkan kepentingan dan aspirasi masyarakat sebagai sebuah fokus penting. “Semua harus dijawab oleh semua pihak,” ujarnya.
Terutama bagi para elite birokrasi dan elite politik termasuk oleh para cendekiawan agama. Bahwa pada setiap kontestasi pemilu dan pilkada dalam berbagai tingkatan, harus mengindahkan aspek-aspek kebutuhan publik sebagai parameter utama, sehingga program-program yang disiapkan memang yang menjawab kebutuhan masyarakat.
Ia menyebutkan politik transaksional memang menjadi fakta dari realitas yang berkembang selama ini, tetapi kondisi tersebut dapat berubah seiring dengan pergeseran paradigma masyarakat
“Yang kita harapkan ke depannya, dan De’Polic siap mengambil peran melalui program yang disiapkan dengan fokus memberikan edukasi politik, pencerahan agar masyarakat dapat semakin terbentuk menjadi pemilih cerdas. Sehingga ikut berperan aktif ke depannya menentukan kriteria figur yang ideal seorang pemimpin,” bebernya.
Sebab, hak-hak politik dan pencerahan tentang bagaimana berdemokrasi dengan ciri keindonesiaan harus tersampaikan kepada masyarakat.
Saat ini perkumpulan De’Polic telah terbentuk kepengurusannya secara nasional. Menurut, Renny, tingginya animo dan respons dari teman-teman di daerah lain, membuat De’Polic tidak hanya akan terbentuk secara nasional.
“Tetapi juga kepengurusan di provinsi sampai di tingkat daerah, seperti kab. Gowa, kab. Bulukumba, kab. Wajo bahkan kepengurusan De’Polic di Morowali dan provinsi Sulawesi Tenggara akan segera terbentuk,” tuturnya.
Ia berharap De’Polic dapat diterima dengan baik di indonesia dan dapat bersinergi dengan seluruh elemen masyarakat. (fajar.co.id)