DEPOLICNEWS.COM-Borong, Manggarai Timur, Gua Maria Lourdes Ende Benta, berada di Pocoranaka, Manggarai Timur-NTT. Terletak di atas sebua bukit bernama “Golo Mangkang Woja” gua tersebut merupakan tempat ziarah umat Katolik di kampung kedel desa Watu Lanur.
Didirikan sejak tahun 1998, gua tersebut merupakan hasil prakarsa umat pada saat itu. Setelah lama tidak dikunjungi, pada tahun 2017 silam, Konstatinus Jehata (77), seorang warga dusun Golo Labang Kampung kedel Desa Watu Lanur, kembali membangun tempat devosi tersebut dengan dana pribadinya.
Pria dermawan kelahiran Kumba 1 Juli 1942 itu membangun gua dengan anggaran keuangan pridadi. Pria yang akrab disapa om Kons itu terkenal baik oleh masyarakat desa Watu Lanur.Dalam keterbatasan finansial, om Kons tidak menghentikan niatnya untuk kembali membangun gua tersebut. Setalah satu tahun peresmian, niat mulia om Kons untuk kembali menata gua tersebut masih ada.
“Ia berharap ada perhatian dari semua pihak baik lembaga swasta, lembaga pemerintahan maupun LSM atau masyarakat serta para dermawan Katolik untuk membantu penataan gua tersebut”. Ucapnya pada saat ditemui dikediamanya, (Selasa, 29 Oktober 2019).
“Ada niat untuk mempercantik atau memperindah lokasi gua, niat saya untuk menatanya kembali bahkan sangat besar. Saya berkeinginan agar suatu saat tempat gua ini menjadi pusat devosi umat. Kalau ada orang yang ingin membantu tentu dengan senang hati bersyukur dan terimakasi”, ujarnya.
Salah seorang masyarakat Watu Lanur, Bapak Servasius Rukang mengaku kagum dengan sosok pria dermawan sapaan Kons itu. Menurutnya, hal baik yang dilakukan oleh om Kons jarang ditemukan. Ia bahkan berniat untuk membantu menata kembali gua tersebut agar terlihat menarik.
“Saya sangat kagum dengan Bapak Kons” tutur pria yang berdomisili di Bali itu. Ia menambahkan ” Ini merupakan hal baik yang tidak semua orang bisa melakukanya, oleh karenanya saya dan beberapa keluarga besar Watu Lanur yang saat ini merantau di kota-kota seluruh Indonesia akan membantu penggalangan dana untuk menatah kembali gua ini”, ujarnya.
Secara administrasi, gua tersebut berada di Wilayah Paroki St. Damian Bea Muring. Letaknya yang strategis dan tidak sulit dijangkau oleh warga di sekitar, inilah yang membuat lokasi devosi gua Maria Lourdes Ende Benta Golo Mangkang Woja tampak begitu bersahaja dalam kesederhanaan-Nya.
Berada di puncak sebuah bukit, dengan jarak sekitar 300 meter dari pinggir jalan. Tata letak gua terpisah dari hiruk pikuk masyarakat Kedel Desa Watu Lanur.
Di puncak bukit tesebut peziarah akan menikmati pesona alam Desa Watu Lanur yang mempesona. Alam yang sejuk, dengan suasana tenang membuat semua peziarah akan merasakan kedamaian saat berdevosi kepada Bunda Maria.
Keberadaan gua tersebut memang cukup jauh dari pusat kota Borong atau Kota Ruteng. Untuk sampai ke Lokasi pengunjung bisa menghabiskan waktu tempuh dua sampai 3 jam menggunakan kendaraan roda dua atau roda empat.
Melewati perkampungan warga, pengunjung akan disambut dengan ramah senyum masyarakat kampung Kedel, Watu Lanur. Ketika pergi atau pulang, peziarah juga bisa singgah sejenak di kampung adat Gendang Kedel.
Seperti diketahui oleh masyarakat Manggarai umumnya, Kampung adat Kedel Desa Watu Lanur memiliki sejarah panjang yang penuh mistis. Kampung adat Gendang kedel sendiri terkenal dengan legenda Lanur dan Timung te’e.
Sambil menikmati kopi khas Kedel yang disuguhkan, pengunjung akan mendengarkan tuturan langsung dari tetua adat gendang Kedel tentang sejarah Lanur dan Timung Te’e yang penuh misteri itu.
Pembangunan gua Bunda Maria Lourdes Ende Benta Golo Mangkang Woja tersebut merupakan pemenuhan niat mulia salah seorang umat Stasi Watu Lanur Bapak Konstatinus Jehata. Tidak tanggung-tanggung, pria dermawan itu menghabiskan uang senilai puluhan juta Rupiah untuk membangun gua tersebut.
Menggunakan biaya pribadi,
Pembangunan gua tersebut telah melibatkan masyarakat dan umat dengan bergotong-royong mengangkut material bangunan berupa batu dan pasir.
Rencana kelanjutan pembangunan ini pun telah dikonsultasikan kepada, tokoh mudah, ketua Stasi Watu Lanur dan masyarakat desa Watu Lanur dan dan ikatan keluarga besar Watu Lanur di setiap kota-kota di Indonesia. (*)








