Kunjungan Ke Malino, Darmawangsyah Muin “Dihujani” Keluhan Oleh Warga

  • Whatsapp

DEPOLICNEWS.COM -Gowa. Kunjungan temu konstituen yang dilakukan Wakil Ketua DPRD Sul-Sel Darmawangsyah Muin di Malino, di banjiri keluhan warga. Acara yang dihadiri sekitar 300 orang peserta dari 3 kecamatan, yakni Tinggimoncong, Parigi dan Tombolo. (10/11/2019)

Acara ini awalnya berlangsung hikmat saat Mantan Ketua Gerindra Gowa ini memberikan sambutan. Semua peserta tampak fokus menyimak kata demi kata yang keluar dari mulut Darmawansyah Muin selaku Anggota DPRD Sul -Sel yang kini menjabat Wakil Ketua DPRD.

Muat Lebih

banner 728x90

Suasana mulai riuh saat acara yang dipandu Idris Rate sampai pada sesi tanya jawab. Idris Rate yang juga Ketua Bappilu Gerindra Gowa kemudian memberikan kesempatan kepada peserta untuk menyampaikan aspirasinya, tak perlu waktu lama warga pun berlomba acungkan tangan dan menyampaikan berbagai persoalan yang mereka hadapi di wilayahnya masing-masing.

Seperti yang disampaikan Dg Lallo, dirinya mengeluhkan Kebijakan Pemerintah khususnya pemeliharaan pasar tradisional Malino yang mana sampah bertumpuk di depan pasar acapkali terlambat diangkut sehingga sudah berbau busuk dan mengganggu penciuman para pengunjung dan penjual . Demikian juga tarif pengangkutan sampah turut dibebankan kepada para pedagang yang berjualan di dalam pasar.

Sementara itu, Pak Najamuddin Warga Pao Kec. Tombolopao mengutarakan bahwa Pemerintah Kabupaten melakukan intervensi terhadap Dana yang dikelola Pemerintah Desa, yang mana pemerintah kabupaten Gowa mewajibkan setiap desa melakukan pengadaan kendaraan pengangkut sampah padahal beberapa Desa khususnya yang di luar ibukota kecamatan kendaraan sampah berikut sampahnya tidak lagi menjadi sebuah persoalan karena rata-rata warga punya lahan atau kebun yang juga dimanfaatkan sebagai tempat penimbunan sampah.

Najamuddin lalu kembali menyampaikan keluhan yang dianggap tak kalah pentingnya yaitu pengadaan mobil ambulans. Dirinya berujar, bagaimana Pemda mendorong pengadaan mobil sampah, sementara mobil ambulans yang dianggap lebih penting malah tidak diadakan. “Bagaimana mungkin sampah diangkut pakai kendaraan sedangkan orang sakit atau mayat digotong pakai bambu,” demikian tutupnya.

Hal berbeda yang dikeluhkan masyarakat Jonjo dan Sicini. Seperti yang disampaikan Mansyur, lelaki yang tinggal di Desa Jonjo ini mengeluhkan kurangnya perhatian pemerintah atas kondisi jalan yang menghubungkan Jonjo dan sicini yang sudah bertahun tahun belum pernah diperbaiki. Sementara itu, Ridwan Warga Bontolerung Kecamatan Tinggimoncong mengeluhkan kurangnya perhatian Pemda dalam pengembangan objek-objek wisata yang ada di Malino, seperti Air Terjun Takapala’ dan Air Terjun Ketemu Jodoh dimana akses menuju kedua objek wisata ini belum maksimal baik kondisi jalan yang sempit maupun kurangnya penerangan jalan serta kondisi dalam lokasi air terjun belum ada modifikasi apa-apa, semua seperti apa adanya saja padahal bisa dikembangkan agar lebih menarik minat wisatawan.

Hal berbeda yang disampaikan Syamsul Alam dan Firman yang juga warga Bontolerung, dirinya mengeluhkan lapangan kerja dan mahalnya Iuran BPJS serta layanan Rumah Sakit Syeh Yusuf yang terlalu berbelit-belit sebelum pasien ditangani. “Kita ini kan dirujuk sudah jauh dari pegunungan dan menempuh jarak dengan waktu berjam-jam sehingga baiknya tangani dulu baru bicara admnistrasi persyaratan karena ini menyangkut nyawa manusia.” kata ridwan dengan raut wajah serius.

Beberapa persoalan yang dikemukakan warga yang hadir seperti persoalan lapangan kerja serta infrastruktur jalan. Misalnya disampaikan siddik, warga Asanah Desa Parigi Kecamatan Tinggimoncong ini mengeluhkan kampung halamannya sampai hari ini belum pernah mendapatkan perbaikan jalan sehingga sangat sulit dilewati dengan kendaraan kalau musim hujan, jalannya berlumpur kalau musim kemarau jalan berdebu. Dirinya berharap Fraksi Gerindra dapat memperjuangkan kampung halamannya supaya Bupati Gowa dapat memberikan perhatian khususnya perbaikan jalan. Sama halnya yang disampaikan Dg Rama’ Warga Bontolerung ini mengeluhkan akses jalan tani di Kassi Kelurahan Bontolerung yang terputus karena tidak punya jembatan.

Mendengar begitu banyak keluhan dan masukan warga, Darmawangsyah Muin berjanji akan meneruskan ke pemerintah aspirasi yang telah dia dengarkan langsung dari masyarakat kepada Pemerintah Kabupaten Gowa maupun ke Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan. “Saya akan teruskan semua keluhanta ini kepada Pemda Kab. Gowa dan juga Pemprov Sul-sel untuk ditindaklanjuti, karena ini tugas kita bersama dalam menyerap apa yang menjadi kebutuhan masyarakat tentunya dalam rangka membangun daerah menjadi lebih baik ke depannya.” Pungkasnya mengakhiri kunjungan.

Pos terkait