Pemuda Gilireng: Kami Siap “Memisahkan Diri” dari Ibukota Kab. Wajo, Jika Terjadi Penambahan Jargas, Gilireng Tidak Diprioritaskan

  • Whatsapp

DEPOLICNEWS.COM – Wajo, salah satu kecamatan dari 14 Kecamatan di Kabupaten Wajo bagian selatan maupun utara yang sangat strategis dan potensil dengan sumber daya alamnya berupa minyak bumi atau Gas Alam dan hasil hutan dengan hamparan hutan yg subur nan luas karena terletak di dataran pengunungan serta sumber mata air dengan sungai yang besar dan luas berupa Bendungan yang teletak di Paselloreng sebagai Bendungan terbesar di Indonesia bagian timur adalah tidak lain dan tidak bukan di Kecamatan “Gilireng” yang dikenal dengan nama Bumi Cakkuridie.

Kecamatan Gilireng sebagai sumber utama penghasil Gas Bumi yang terletak di Kampung Baru Desa Poleonro merupakan daerah yang menjadi penyuplai pembangkit listrik terbesar ke-2 di Sulselbar. Selain itu Kecamatan Gilireng dengan Bendungan Paselloreng ketika beroperasi akan mengairi lahan pertanian seluas kurang lebih 3000 ha di Kab. Wajo. Belum lagi dengan potensi-potensi sumber daya alam lainnya. Dengan demikian Gilireng merupakan daerah yang dapat menjadi penyokong kemajuan masyarakat wajo pada umumnya.

Muat Lebih

banner 728x90

Salah satu tokoh Pemuda Gilireng, Baso Ardianti Sirajuddin angkat bicara terkait dengan potensi sumber daya alam Gilireng yang besar, namun dampaknya sangat minim dirasakan bagi masyarakat Gilireng.

“Gilireng punya potensi sumber daya alam, dimana hutan dan bendungan serta Gas Alam. Akan tetapi pemerintah kurang memperhatikan masyarakat di Kec.Gilireng”.

Lanjut Baso Ardianti Sirajuddin yang juga merupakan mantan Ketua Hipermawa Kom. Gilireng ini mempertegas bahwa sejak tahun 2010 lalu, kami dari Hipermawa Kom. Gilireng dan elemen masyarakat Gilireng sudah diaspirasikan secara besar-besaran terkait PT EEES Gilireng menuntut perhatian pemerintah terhadap Kec.Gilireng, namun sudah 10 tahun hingga hari ini belum juga ada realisasi dari pemerintah Kab.Wajo. Kalau ini terus terjadi, lebih baik pisah dari Ibukota Kab. Wajo. Ujarnya.

Kemudian Pemuda Gilireng, Ashi Dharu yang juga merupakan mantan Pembina Hipermawa Kom.Gilireng mengatakan bahwa “jika ada penambahan Jargas, Gilireng wajib diprioritaskan karna ini masalah pemerataan pembangunan. Jangan Gilireng terus yang dapat ampasnya. Tidak main-main main itu amdalnya yang terus menerus kita hirup dan air tanah yang semakin berkurang karna adanya pengeboran minyak bumi. Kalau dampak buruk saja yang terus kita rasakan, lebih baik pisah dari Ibukota Kab Wajo. Tegasnya.

Salah satu masyarakat asli Gilireng, Anirwan, S.Ip.,M.Adm.KP merupakan Dosen Ilmu Sosial dan Ilmu Politik salah satu Perguruan Tinggi Swasta di Makassar yang juga Kandidat Doktor Ilmu Administrasi Publik Unhas ketika dimintai pandangan mengungkapkan bahwa “Gilireng merupakan daerah penghasil Gas Bumi dan Sumber Pengairan Lahan Pertanian melalui Bendungan Paselloreng sangat strategis mendorong kemajuan Kab. Wajo. Jika itu diabaikan, bisa saja masyarakat Gilireng menuntut untuk berpisah dengan Ibukota Kabupaten Wajo, karna sumber daya alamnya yang terus digerus namun masyarakat tidak merasakan kesejahteraan. Olehnya itu, Pemerintah Kabupaten Wajo perlu memperhatikan dengan serius terkait masyarakat Gilireng”. Ujarnya.

Lanjut Anirwan yang juga mantan aktivitis Kota Makassar ini mengungkapkan bahwa “Gilireng sangat berpotensi menjadi ‘Pusat Pertumbuhan Kota Baru’ di Kabupaten Wajo, karna kekayaan alamnya, lahan dan hutan yang luas dan subur, serta Bendungan selain sebagai sumber pengairan pertanian juga dapat menjadi destinasi wisata”. Tutup. (*)

Pos terkait