DEPOLINEWS.COM, MAKASSAR-Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia Cabang Makassar Sanctus Albertus Magnus Tahun 2019 melaksanakan Masa Bimbingan (MABIM). 8/12/2019
Ketua Panitia Pelaksana yang diwakili oleh Sekretaris Panitia (Sekpan) Ignasisus Van Moa dalam laporannya menyampaikan, bahwa peserta kegiatan tersebut berjumlah sekitar kurang lebih 92 orang yang berasal dari berbagai Perguruan Tinggi di Kota Makassar.
Selanjutnya, Masa Bimbingan akan berakhir sampai tanggal 15 Desember 2019, yang bertempat di Margasiswa PMKRI (Jl. Dr. Soetomo No. 08 Makassar).
Nimbrot Yeblo selaku Presidium Pendidikan PMKRI Cabang Makassar St. Albertus Magnus juga menerangkan, bahwa Masa Bimbingan adalah pembinaan formal yang berjenjang tingkat kedua di PMKRI. Sehingga yang mengikuti Masa Bimbingan ialah peserta yang telah melewati, melalui pembinaan formal tingkat pertama di PMKRI yaitu (MPAB) dan dinyatakan telah memiliki dua hak. Tutup Nimbrot
Pius Yolan Ketua Presidium PMKRI Cabang Makassar Sanctus Albertus Magnus periode 2019/2020 dalam sambutannya menyampaikan bahwa Masa Bimbingan mengangkat tema “PMKRI Adalah Rumah Belajar” dan sub tema “Internalisasi Nilai PMKRI, Kearifan Lokal sebagai Landasan Pembinaan dan Perjuangan”. Bahwa nilai-nilai PMKRI terkandung dalam tiga benang merah (Kristianitas, Fraternitas dan Intelektualitas). Tiga benang merah tersebut harus tertanam, dan dijiwai oleh segenap anggota PMKRI yang merupakan satu kesatuan yang utuh dan tidak bisa dipisahkan. Ujar yolan.
Lebih lanjut, Yolan mengatakan bahwa PMKRI Cabang Makassar yang berkedudukan di kota Makassar, bahwa anggota Perhimpunan harus mengenal serta mampu mengimplementasikan kebudayaan setempat. Sipakatau, Sipakainge dan Sipakalebbi yang memiliki arti memanusiakan, saling mengingatkan, saling menghargai dan atau saling menghormati. Itulah nilai-nilai luhur daerah Makassar hingga diharapkan menjadi karakter anggota PMKRI Cabang Makassar. Nilai tersebut diwariskan secara turun temurun hingga saat ini. Nilai-nilai tersebut sebagai bagian cara dalam memanusiakan, membentuk kepribadian hingga menjadi karakter.
Yolan yang merupakan Mahasiswa UPRI Makassar tersebut meyakini bahwa jika nilai-nilai tersebut diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, maka terciptanya kehidupan yang lebih harmonis, pluralisme.
Di akhir sambutan, ia mengucapkan terima kasih kepada panitia pelaksana dan panitia pengarah atas kerjasamanya dalam menyukseskan kegiatan tersebut. (*)