Sosok Guru Inspiratif Yang Menjadikan Hoby Menjadi Rupiah

  • Whatsapp
Irfan guru inspiratif yang menjadikan hobi menjadi rupiah

DEPOLICNEWS.COM-JENEPONTO- Bagi sebagian orang berkesenian di daerah mungkin menjadi hal yang kurang produktif dalam artian tidak memberikan income.

Namun, tidak demikian dengan Irfan, pria asal Kabupaten Jeneponto yang sehari-hari berprofesi sebagai seorang guru di salah satu sekolah negeri, dengan hobinya berkesenian Irfan mampu menambah penghasilan meski tidak sebanyak para kontraktor.

Semenjak menyelesaikan study akademik pada jurusan seni rupa Universitas Negeri Makassar tahun 2005 silam, Irfan terus mengembangkan disiplin ilmunya, mulai dari melukis pada kanvas, gravity, sampai pembuatan patung akrab dalam kesehariannya. Hobinya berkesenianpun tidak menjadi penghambat untuk menunaikan tugas mengajarnya sebagai Aparatur Negeri Sipil (ASN).

Saat ini selain mengajar Irfan yang akrab disapa Daeng Ganti’ banyak disibukkan dengan orderan yang meminta dirinya mengerjakan pembuatan patung dan beberapa lukisan di instansi pemerintahan.

Saat ditemui TOPIKterkini.com Irfan mengungkapkan jika apa yang diraihnya hari ini itu berawal dari caranya merawat hobi.

“Apa yang saya raih hari ini itu tidak lepas dari cara saya merawat hobi, berkarya dengan sebaik mungkin, mengekspresikan rasa melalui karya dan mungkin itulah yang dilirik oleh teman-teman akhirnya banyak yang meminta saya untuk mengerjakan kegiatan-kegiatan  sekolah dan instansi,” ungkapnya.

Saat ditanyai mengenai prestasi bidang keprofesiannya, Irfan menyebutkan jika dirinya beberapa kali menyabet juara di beberapa lomba.

” Untuk prestasi di bidang keprofesian, saya pernah juara 1 lomba lukis tingkat PGRI kabupaten sebanyak 3 kali berturut-turut, pernah mendampingi siswa untuk tembus kegiatan nasional belajar bersama sang maestro, tingkat  provinsi berkali-kali siswa yang saya asuh menjuarai lomba mading, berkali-kali pula siswa asuhan saya juara lomba tari dan pop group, unique dresscode juga kami pernah menangkan dan saya juga sering melakukan kegiatan pelatihan-pelatihan sosial di beberapa desa,” tuturnya sambil mengingat-ingat.

Ketika ditanyai mengenai besaran budget untuk menggunakan jasanya, Irfan mengatakan tidak memiliki standar budget untuk jasanya.

“Saya bekerja tidak sendiri, kita ada tim dan soal budget kami tidak mematok, malah kami biasanya membantu pemilik orderan untuk mengefisienkan bahan yang akan digunakan sehingga tentu akan mengurangi pula pengeluaran budgetnya, jadi model kerja kami si pemilik orderan memberikan grand desain apa yang akan kami kerjakan kita diskusikan bersama dan jika itu sudah masuk pada rana teknis pengerjaan saya tidak senang jika diintevensi jika sudah di wilayah itu sebab saya pikir pada rana itu, disitulah letak kemerdekaan seniman untuk mengekspresikan konsepnya,” terang pemilik akun facebook @Irfan_brokoli ini.

Mengenai hasil karya yang telah dibuatnya, Irfan menuturkan beberapa hasil karya yang dibuatnya mulai dari lukisan dinding tembok sekolah, patung rajawali di desa Bangkala Loe sampai patung meriam klasik di depan rumah jabatan Bupati Jeneponto.

“Untuk hasil karya kami sudah lumayan banyak seperti misalnya lukisan dinding di SMP 1 Arungkeke, desa Samataring, lukisan di lantai wisata mangrove Ra’ra, patung rajawali yang saat ini menjadi ikon Desa Bangkala Loe, Patung meriam tradisional yang saat ini dipajang di depan Rujab Bupati Jeneponto dan yang terakhir kami kerjakan adalah lukisan lantai milik dinas pariwisata yang ada di pantai Tamarunang sana,” tuturnya satu per satu.

Kedepannya Irfan memiliki harapan untuk melibatkan siswa dan teman-teman guru agar bersama-sama melakukan inovasi dibidangnya masing-masing.

“Harapan saya kedepannya adalah mencoba melibatkan siswa untuk berkarya sambil bekerja sehingga memiliki penghasilan sendiri, demikian juga untuk teman-teman guru se-profesi, saya akan coba bangun komunikasi agar kita sama-sama dapat berinovasi, jadi kita tidak lagi hanya berteori di ruang-ruang kelas akan tetapi teori itu coba kita bumikan dan Alhamdulillah jika telah memiliki nilai ekonomis,” tutupnya.(**)

Pos terkait