Banjir Melanda, Ketum Nasional Perkumpulan Intelektual Madani Indonesia Sebut 2020 “Ganti Pola Pikir”

  • Whatsapp

ARLISAKADEPOLICNEWS.COM. Hujan dengan volume besar yang melanda sejumlah daerah di tanah air mulai menimbulkan dampak ekstrim. Utamanya di luar kota khususnya beberapa daerah di Pulau Jawa dan Ibukota Jakarta. Tak tanggung-tangung, banjir yang melanda bahkan sampai menenggelamkan rumah penduduk dan kendaraan.

Namun tak hanya itu, dampak lain dari kondisi tersebut justru “banjirnya” komentar netizen di ruang medsos. Salah satu yang paling disoroti adalah Ibukota Jakarta dan Gubernur Anies Baswedan. Tak terhitung jumlah komentar yang mengaitkan kinerja sang gubernur dengan banjir yang melanda. Netizen menganggap bencana banjir merupakan akibat dari kegagalan Anies dalam memimpin Jakarta. Menanggapi hal tersebut, Renny Puteri Harapan Rani selaku Ketua Umum Nasional Perkumpulan Intelektual Madani Indonesia, turut angkat bicara. Menurutnya, hal tersebut sebuah sinyal keterbelakangan pola pikir yang tak elok digembor-gemborkan terlebih dalam kondisi darurat banjir yang demikian menguras energi dan perhatian semua pihak khususnya di Jakarta saat ini. Renny memaparkan lebih jauh bahwa mengaitkan issu politik dalam suasana genting adalah kesalahan berpikir yang fatal.

Muat Lebih

banner 728x90

“Kita ini memasuki dekade baru, dan issu seperti banjir ini harusnya justru menjadi momentum bagi kita semua untuk saatnya mengubah pola pikir dalam menanggapi sejumlah persoalan,” tutur perempuan yang dikenal aktif menulis opini sejak 2007 silam ini.

Tak sampai disitu, dirinya juga mengajak seluruh pihak untuk berpikir secara kritis namun solutif dibanding berkomentar yang hanya memperkeruh suasana. Bahkan ia tak sungkan menyebut bahwa bencana banjir di sejumlah daerah dimanapun itu harus dilihat secara komprehensif dan evaluatif. Artinya banjir terjadi bukan karena akibat perilaku dan kondisi yang terjadi begitu saja dalam waktu singkat melainkan dipicu oleh sebab musabab yang sudah ada sejak bertahun-tahun silam.

“Apalagi di Jakarta, sudah jelas banjir itu sudah menjadi langganan sejak puluhan tahun lalu siapapun pemimpinnya saat itu, bukan hanya di era Anies saja. Penyebabnya sudah jelas dipicu banyak hal, dan penanggulangannya selalu menjadi PR besar bagi pemimpin terpilih,” pungkasnya lagi.

Renny yang merupakan penulis buku “Citizen’s charter Sebagai Inovasi Pelayanan Publik” ini kemudian mengajak seluruh pihak untuk tak putus asa mencari solusi. Meski diakuinya tentu tak mudah dan dibutuhkan kajian mendalam serta pelibatan para ahli lingkungan dan kebijakan pemerintah terkait dalam menunjang langkah pengendalian banjir. Khusus untuk para netizen yg aktif berkomentar di sosmed dirinya menghimbau untuk lebih berhati-hati melontarkan uneg-unegnya dan belajar jernih melihat suatu persoalan. Menurutnya tahun 2020 ini bukan hanya sekedar ganti kalender akan tetapi ganti pola pikir yang sebelumnya sempit menjadi lebih objektif, cermat dan menawarkan jalan keluar.(***)

Pos terkait