ARLISAKADEPOLICNEWS.COM-LUTIM. Mahasiswa Luwu Timur membentangkan spanduk berukuran besar di pintu masuk (Gapura) Kabupaten Luwu Timur atas bentuk penolakan AKBP Indratmoko yang akan menduduki pucuk pimpinan kepolisian di wilayah hukum tersebut “Selasa,04/02/2020 (19.00 Wita).
Beberapa hari lalu, Kapolri melakukan mutasi besar-besaran di jajaran Polda Sulawesi-Selatan. Terkhusus AKBP Indratmoko sebelumnya diketahui menjabat sebagai Kasat Reskrim Polrestabes Makassar yang dimutasi naik jabatan menggantikan kapolres lama AKBP Leonardo Panji Wahyudi di Kabupaten Luwu Timur.
Mahasiswa Luwu Timur, Goral yang akrab di sapa Jordi mengatakan, melihat penomena alam yang ada di bumi Batara Guru (Luwu Timur) dari persoalan sumber kekayaan alam sampai pada tataran konflik sosial sering terjadi.
“AKBP Indratmoko tidak memiliki jejak (treck record) yang mumpuni pada penyelesaian-penyelesaian bijak perkara” tutur Goral yang merupakan mahasiswa Lutim ini.
Lanjut Goral, Melihat kinerja aparat kepolisisian AKBP Indratmoko dengan beberapa persoalan-persoalan hukum yang ditanganinya saat menjabat Kasat Reskrim Polrestabes Makassar sangatlah tendensius dan memberikan penilaian buruk terhadap masyarakat.
“Sebut saja diantaranya pada persoalan penyelesaian-penyelesaian tindak pidana korupsi (Tipikor) dan lainnya” pungkas Gosral.
“Maka dari itu, Kami sebagai masyarakat Wija to Luwu yang berkependudukan di Kabupaten Luwu Timur menolak kehadiran AKBP Indratmoko sebagai pucuk Pimpinan Kepolisian di wilayah hukum Kabupaten Luwu Timur” tegas Goral.
Adapun Langkah awal penolakan yang dilakukan Goral yang merupakan mahasiswa Luwu Timur ini dengan membentangkan spanduk di perbatasan (Gapura) memasuki daerah Kabupaten Luwu Timur yang bertuliskan;
“Haram Indratmoko Injakkan kaki di Tanah Luwu, tolak Indratmoko jadi Kapolres di Tanah Luwu Raya, Indratmoko tak punya prestasi (catatan : penangkapan aktivis jadi skala prioritas, kasus korupsi terabaikan”). Tegas Goral. (***)