ARLISAKADEPOLICNEWS.COM-BULUKUMBA. Sehari pasca beredarnya pemberitaan di beberapa media online terkait bedah yang dilakukan oleh dokter Rumah Sakit H. Andi Sulthan Daeng Radja terhadap pasien ibu Dume, sontak Anggota DPRD Kabupaten Bulukumba komisi D melakukan sidak, Kamis 6/2/2020.
Sidak yang dilakukan Anggota DPRD merupakan bentuk kepuduliannya terhadap masyarakat Bulukumba yang yang kurang mendapatkan perlakuan baik oleh pihak RSUD.
Sebanyak 7 orang Anggota DPRD Bulukumba Komisi D yang berkunjung ke RSUD melampiaskan kekecewaannya terhadap pelayanan kesehatan yang ada di RSUD Bulukumba.
Bakti yang merupakan Ketua Komisi D mencurigai dr Junaidi ini tidak memaksimalkan operasi terhadap pasien karna khawatir prakteknya akan sepi jika semua di lakukan operasi di RSUD.
“Saya Curiga ini dr Junaidi tidak maksimalkan operasinya karena takut prkateknya sepi”, Kata Bakti saat melakukan koordinasi dengan pihak Rumah Sakit.
Lanjut Bakti, yang seperti inilah yang bisa merusak citra RSUD jika ada dokter yang lebih mementingkan pengerjaan pasien di prakteknya ketimbang memaksimalkan pelayanan di RSUD.
Menurut keluarga korban saat di konfirmasi, awalnya dirinya menginginkan pasien untuk dirujuk ke rumah sakit Makassar sebelum di lakukan pembedahan oleh dokter RS Bulukumba, hanya saja pihak rumah sakit menyampaikan bahwa tindakan operasi masih bisa dilakukan di rumah sakit ini.
Saat di konfirmasi dr Rizal yang merupakan Wadir Yanmed Rsud Andi Sulthan Daeng Radja, pihaknya akan konsultasi ke dokter bedah leher, dokter Halis yang merupakan konsultan bedah kepala leher.
Kita juga akan bawa kasus ini ke sidang komite etik di rumah sakit terkait yang terjadi oleh pasien yang di tangani oleh dr Junaidi.
7 Orang anggota DPRD Komisi D yang hadir diantaranya,
1. Andi Soraya Widyasari
2. Abdul Ka’ab
3. Syamsir Paro
4. Muhammad Bakti
5. H. Amiruddin
6. Hj. Aminah
7. Sabri








