Arlisakadepolicnews.com, Bajawa- Kecamatan Bajawa, Kabupaten Ngada, NTT menduduki peringkat tertinggi dalam penyebaran kasus Demam Berdarah Dangue di Ngada.
Jumlah kasus DBD di Kecamatan Bajawa mencapai 42 persen dari total laporan kasus yang diterima dari masing-masing kecamatan, yaitu 33 kasus.
Dari hasil rekapitulasi DBD Kabupaten Ngada tahun 2020 menunjukkan Kecamatan Bajawa jumlah kasus tertinggi yakni sebanyak 13 kasus.
Kemudian disusul Kecamatan Riung sebanyak 11 kasus dan Kecamatan Soa berjumlah 6 kasus. Posisi berikut ialah Kecamatan Golewa sebanyak 2 kasus dan Kecamatan Golewa Barat 1 kasus.
Dari total 12 kecamatan yang melaporkan hasil rekapitulasi kasus DBD, sisanya ada 7 kecamatan yang sementara bebas dari kasus DBD.
Sementara pada tingkat usia, DBD menyerang pada usia yang variatif mulai dari usia 1 tahun hingga pada usia 40 tahun. Dari data itu, anak usia dibawah 10 tahun mencapai 3 orang dan usia diatas 40 tahunsebanyak 2 orang dan sisanya pada kisaran umur 10 sampai 40 tahun.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Ngada Agustinus Naru kepada wartawan pada Jumat 13/03 menyatakan bahwa saat ini pihaknya sudah melakukan berbagai upaya dalam rangka melakukan pencegahan untuk menekan penyebaran Demam Berdarah di masyarakat sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP).
“Kita kalau penanggulangan SOP nya, setiap kali ada kasus kalau dia sudah dinyatakan positif, kita akan lakukan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) dan 3M plus, satiap ada kasus kita tidak tunda, dan itu kita sudah lakukan atas instruksi Pak Bupati untuk kordinasikan dengan Camat, Kepala Desa dan Lurah, terutama di tempat kejadian, Tim Foging kita sudah standby, dibutuhkan masyarakat kita akan siap” tegasny
Untuk ke 33 pasien yang terserang DBD tersebut kata Agustinus 30 orang diantaranya telah dinyatakan sembuh dan sudah pulang ke rumah masing-masing sedangkan 3 orang diantaranya masih dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bajawa.
“Untuk kondisi terakhir sampai hari ini, kita masih berada di 33 kasus dan 30 diantarnya sudah dinyatakan sembuh, sementara 3 lainya masih dirawat” ujar Agustinus.
Lebih lanjut Agustinus mengimbau agar masyarakat selalu waspada dan menjaga kebersihan lingkungan.
“Ketika lingkungan itu bersih, nyamuk mau berkembang bagaimana? Dengan sendirinya dia tidak berkembang, nyamuk berkembang biak karrna dia punya wadah, kalau tidak punya wadah tidak bisa” pungkasnya.
Menanggapi persoalan DBD tersebut anggota Komisi lll DPRD Ngada Mathias Rema Esi menyatakan bahwa DPRD berencana akan memenggil Dinas Kesehatan untuk menggelar rapat kerja membahas persoalan DBD tersebut.
“Kalau untuk bahas DBD kami dari Komisi lll berencana akan menggelar rapat kerja hari Senin 16 Maret mendatang” katanya singkat. (**)