Aktivitas Pasar Di Nagekeo Masih Ramai, Warga: Mau Tinggal Di Rumah Atau Mau Mati Kelaparan?

  • Whatsapp

Arlisakadepolicnews.com, Mbay- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nagekeo telah menindaklanjuti instruksi Pemerintah Pusat dalam hal mengimbau masyarakat agar membatasi pergerakan di luar rumah dalam rangka mengantisipasi dan mencegah penyebaran virus Corona (Covid-19).

Dalam menindaklanjuti instruksi tersebut, Pemda Nagekeo telah melakukan berbagai upaya seperti sosisaliasi dan mengadakan pengumuman langsung melalui Pemerintah Desa agar tidak melakukan aktifitas di luar rumah termasuk pasar.

Muat Lebih

banner 728x90

Pemda Nagekeo melalui Kabag Humas Silvester Teda Sada menegaskan bahwa saat Pemda telah mengambil kebijakan terkait aktivitas pasar.

Kebijakan tersebut kata Silvester yakni menyetop sementara pasar mingguan sedangkan untuk pasar harian dibiarkan tetap berjalan.

“Pasar mingguan ditunda, pasar harian, tetap jalan, dengan catatan, Jaga jarak, aman minimal 1 meter, yang sakit isolasi, mandiri” ujar Silvester kepada Arlisakdepoli new.com melalui pesan WhatsApp.

Namun himbaun tersebut nampaknya masih sulit dilakukan oleh masyarakat. Salah satu contohnya aktifitas warga di Pasar Danga.

Pantauan Arlisakadepolicnews.com pada Sabtu (28/3/2020) siang geliat di salah satu pusat perbelanjaan terbesar di Kabupaten Nagekeo itu tetap ramai seperti biasanya. Para pedagang dan pembeli berinteraksi seperti biasa.

Ironisnya, kebanyakan dari mereka tidak ada yang mengenakan masker.

Selain aktifitas di pasar, sejumlah toko, kios, dan minimarket hingga warung makan yang ada di seputaran pasar juga masih tetap berjalan.
Sejumlah pedagang dan pengunjung pasar yang berhasil diwawancarai Arlisakadepolicnew.com mengaku sudah tahu dan sudah mendengar informasi terkait virus Corana dan tau ada informasi agar tidak melakukan aktivitas di luar rumah.

“Memang kami memang sudah tau kalau sekarang lagi heboh dengan virus Corona, di Nagekeo bilangnya sudah ada yang ODP, Soal imbauan tidak keluar rumah, mau bagaimana. Kami kalau tidak ke pasar, tidak jualan kami mau dapat penghasilan dari mana”? ujar Mira salah satu pedagang.

Mira mengatakan kendati demikian dia tetap aktif jualan tetapi Ia selalu mencuci tangan setiap sebelum dan pulang dari pasar.

“Iya kalau takut sih tidak tapi kita tetap waspada dan selalu menjaga kebersihan dengan cara sederhana seperti mencuci tangan. Di sini kan yang datang banyak orang, kita tidak tau dari mana orang orang itu, ya…agar tetap steril saya tidak lupa mencuci tangan terlabih dahulu” katanya.

Sementara Yohanes, salah satu pengunjung pasar asal Desa Aeramo, kepada Arlisakadepolicnews.com mengaku prihatin dengan keadaan dan situasi saat ini.
Secara pribadi Yohanes mengaku khawatir pasalnya Ia sudah mendengar informasi adanya Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan Pelaku perjalanan dari tempat terjangkit (P2TP) yang saat ini telah ada di Nagekeo. Meskipun demikian dirinya tidak punya pilihan lain, pasalnya dia mengaku persediaan sembako di rumahnya telah habis jadi mau tidak mau harus ke pasar.

“Macam saya Pak, terus terang sebenarnya saya khawatir mau ke Pasar, katanya sudah ada ratusan orang yang datang dari luar daerah, tapi mau bagaimana? Kami di rumah semua serba beli. Beras beli, sayur beli apa apa beli, semuanya ada di pasar, kalau saya hanya tinggal di rumah dan tidak ke pasar, mau makan apa kami nanti, mau tinggal di rumah atau mau mati kelaparan?” tutur Yohanes.

Menurutnya, pemerintah harus memikirkan bagaimana masyarakat kecil tetap bisa hidup dan tetapi di harus tetap menjaga agar Virus mematikan itu tidak menyebar luas di Nagekeo.

“Di satu sisi kita mendukung upaya pemerintah dalam memerangi penyebaran Corona tapi di sisi lain mereka (Pemerintah) harus memikirkan masyarakat, kalau mau suruh di rumah saja ya…, paling tidak ada bantuan sembako atau apa begitu” harapnya.

Untuk diketahui berdasarkan press release dari Posko Covid-19 Kabupaten Nagekeo per Jumat (27/3/2020) merilis jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP) saat ini mencapai 17 orang. Sedangkan jumlah Pelaku Perjalanan Dari Tempat Terjangkit (P2T2) mencapai 381 orang.(**)

Pos terkait