Arlisakadepolicnews.com, Maunori- Mewabahnya virus corona (covid-19) menjadi perhatian serius bagi semua pihak, untuk ikut membantu mencegah virus tersebut, baik itu dalam bentuk sosialisasi atau edukasi hingga menyerap aspirasi guna menjawab kebutuhan masyarakat.
Di kabupaten Nagekeo, NTT sendiri, data per 31 Maret 2020, sudah ada 21 Orang Dalam Pemantauan (ODP) corona. Jumlah itu diprediksi terus bertambah, mengingat banyak pelaku perjalanan dari tempat terjangkit (P2T2), yakni 515 orang yang sudah terdata oleh komando gugus tugas pencegahan dan penanganan Covid-19 Nagekeo.
Namun di tengah arus kedatangan orang dari tempat terjangkit terus bertambah, tidak sebanding dengan ketersediaan Alat Pelindung diri seperti masker, hand sanitizer dan ADP lainya.
Selain minimnya alat pelindung diri bagi tenaga medis maupun pasien, tingkat pemahaman masyarakat terkait wabah Corona juga masih tergolong minim.
Banyak masyarakat Nagekeo yang berada di pelosok pelosok masih belum begitu paham dengan bahaya serta dampak daripada virus Corona.
Hal tersebut terbukti, ada sebagian orang yang masih belum mengikuti arahan pemerintah semisal physical distance.
Persoalan inilah yang mendorong politisi Golkar Kabupaten Nagekeo asal Kecamatan Keo Tengah Yohanes K. untuk turun gunung melakukan sosialisasi terkait pencegahan penyebaran virus corona kepada masyarakat.
Senin 30 Maret 2020 didampingi camat Keotengah Hildegardis Mutha Kasi, pria yang akrab disapa Mus Gore ini meluangkan waktunya untuk mengunjungi Panti Asuhan Alma Bukti Luhur, Mundemi untuk melakukan sosialisasi sekaligus menyerahkan bantuan pribadi berupa bahan makanan, masker dan sabun cuci tangan untuk para penghuni panti yang merupakan anak-anak penyandang disabilitas.
Mus menyatakan bahwa kunjungan tersebut dilakukannya sebagai bentuk perhatian kepada anak-anak penyandang disabilitas.
“Selama ini, sosilisasi tentang pencegahan penyebaran virus corona belum banyak diberikan kepada penyandang disabilitas dan ODGJ. Padahal mereka adalah warga negara yang memiliki hak yang sama dengan orang lain untuk mengakses informasi tersebut,” ujarnya.
Mus mengaku pada kunjungannya tersebut, dirinya memenukan banyak kenyataan bahwa anak-anak penyandang disabilitas di panti tersebut belum paham sama sekali soal Corona.
“Mereka juga belum memiliki masker untuk perlindungan diri,” ujar Mus.
Mus menyatakan bahwa dirinya menyerahkan bantuan berupa bahan makanan, masker dan sabun pencuci tangan, sebagai bentuk dukungan agar para penghuni panti dapat tetap tinggal di rumah.
“Bantuan yang saya berikan ini sangat sederhana dan tidak seberapa, tetapi harapan saya, dengan bantuan ini, para penghuni panti akan mengurangi aktifitasnya di luar rumah, misalnya untuk membeli bahan makanan di pasar. Saya telah mengajarkan cara menggunakan masker dan mencuci tangan menggunakan sabun di bawah air mengalir, dan anak-anak panti sangat senang memperoleh pemahaman tersebut,” ungkapnya.
Mus Gore berharap agar tenaga kesehatan dapat melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap para penghuni panti.”Karena menyandang disabilitas dengan berbagai keadaan, beberapa dari mereka tentu tidak dapat bepergian dengan bebas untuk melakukan pemeriksaan kesehatan. Sementara, panti ini beberapa kali menerima tamu dari luar.Tentu kesehatan mereka juga perlu kita cek,” tegasnya.
Kunjungan tersebut diapresiasi oleh pihak pengelolah Panti Asuhan Alma Bakti Luhur Bruder Oktavianus.
“Anak-anak sangat bahagia mendapat kunjungan ini, dan penjelasan yang mereka terima juga sangat baik, sehingga dapat mereka pahami,” kata Bruder Oktavianus.
Dia berharap hal yang sama juga dilakukan oleh anggota DPRD lainya kepada para penyandang disabilitas lainnya juga.
“Kunjungan hari ini membuktikan bahwa Anggota DPRD dari Keo Tengah tidak mengabaikan penyandang disabilitas. Harapan saya, agar hal yang sama juga terjadi di wilayah lainnya.Sebab penyandang disabilitas juga merupakan Warga Negara Indonesia yang harus dilindungi dan berhak memeperoleh penjelasan tentang hal-hal penting,termasuk tentang virus corona yang sedang mewabah,” pungkasnya.