Arlisakadepolicnews.com, Mbay- Di tengah wabah virus Covid-19 kini yang tengah mewabah dunia, masker adalah bahan yang paling dicari dan dibutuhkan oleh setiap orang.
Sayangnya, di tengah permintaan yang terus meningkat, harga masker justeru melonjak dan langka di pasaran.
Seperti yang tengah dirasakan masyarakat Kabupaten Nagekeo saat ini, harga masker mencapai Rp 10.000/ lembar, padahal sebelumnya hanya seharga Rp.1000 saja.
Namun saat ini stok masker di Mbay tengah kosong.
Persoalan ini kemundian menggugah naluri keibuan istri Bupati Nagekeo, Yayik Parwita Gatih untuk membuat sendiri berbahan kain dan tisu lalu dibagikan secara gratis kepada warga Nagekeo.
Bertempat di gedung PKK Kabupaten Nagekeo samping Rujab Bupati, Yayik bersama beberapa ibu-ibu dari Team Penggerak PKK menjahit ratusan masker untuk dibagikan secara gratis kepada masyarakat.
Kurang lebih sudah 150 buah masker yang berhasil diproduksi. Masker ini mulai dibagikan Drg Yayik yang juga Ketua TP. PKK Nagekeo ini. Ini bisa dilihat dari pembagian masker yang dilakukan di areal pasar Danga, Mbay.
Menurut Yayik, hal tersebut sebagai wujud rasa kepedulian yang tinggi dan juga upaya untuk terus mengantisipasi dan mencegah penyebaran Corona Virus Disease -19 (Covid-19) di Nagekeo.
Meskipun saat ini Kabupaten Nagekeo belum termasuk daerah terjangkit Virus mematikan itu sudah seharusnya semua pihak bisa menjaga untuk terus aman.
“Ini masker tidak untuk dijual, saya harap masker dipakai saat keluar rumah. Ini bisa melindungi diri sendiri, terhindar dari virus. Dan ini bila berada di tempat-tempat yang berisiko tinggi bisa diisi dengan tisu di bagian tengahnya sehingga bisa aman” ungkap Yayik.
“Tadi kami bersama ibu-ibu PKK sudah membagikan kepada para pedagang di Pasar, jumlahnya sekitar 150 an” tambahnya.
Masker tersebut kata dia akan lebihnya diprioritaskan kepada masyarakat yang bekerja di luar rumah seperti para pedagang, tukang ojek, para petugas medis hingga wartawan.
“Ini stoknya terbatas, lebih diprioritaskan untuk mereka yang tidak bisa bekerja dari dalam rumah, seperti para pedagang di pasar” ujar Yayik.
Lebih lanjut Yayik berharap agar apa yang telah dilakukan bersama TP PKK Kabupaten ini bisa menjadi contoh bagi ibu-ibu rumah tangga lainya.
” Ya saya harap para ibu-ibu di rumah bagi yang bisa menjahit agar mau melakukan hal yang sama, ya… minimal untuk keluarganya” pesan Yayik.(**)








