ARLISAKADEPOLICNEWS.COM-GOWA. Kohati HMI Cabang Gowa Raya menyelenggarakan diskusi daring di tengah pandemi covid-19 dan diberlakukannya pola hidup keseharian secara social distancing dan physical distancing.
Kegiatan itu dilaksanakan dalam rangka memperingati hari kartini yang jatuh pada hari selasa 21 april 2020.
Adapun diskusi daring yang dilaksanakan oleh Kohati HMI Cabang Gowa Raya dilaksanakan pada rabu, 22 april 2020 melalui Grup Whats Up dengan tema, “Spirit Kartini di Tengah Covid-19”.
Kegiatan tersebut menghadirkan dua narasumber perempuan yaitu Prof.Dr. Aisyah Kara MA Ph.D dari kalangan akademisi yang juga merupakan anggota KAHMI dan narasumber lainnya Husaema Husain Presidium Nasional Koalisi Perempuan Indonesia.
Diskusi ini dipandu moderator Risna Aprianti yang merupakan HMI-Wati Kohati Komisariat Dakwah dan Komunikas Cabang gowa raya.
Diskusi yang diadakan melalui Group Whats Up ini diikuti oleh hampir 300 peserta dan berjalan cukup menarik.
“Perempuan dengan segenap potensi yang dimiliki mesti benar-benar mampu melewati gejolak pandemi covid-19 ini dengan cara yang bijaksana. Ungkap Prof Aisyah Kara.
Sementara itu narasumber lainnya Husaema Husain menekankan peran negara dalam memberikan perlindungan kepada kaum perempuan yang dianggap paling merasakan dampak dari pandemi covid-19 ini.
Adapun tanggapan dari Rozan Albaeduri selaku Formatur ketua Kohati Cabang Gowa Raya terkait kegiatan tersebut saat dimintai penjelasan, mengatakan Hari Kartini bukan hanya seremoni belaka.
“Semoga teman-teman tidak hanya mengenal Kartini sebagai pahlawan nasional setiap tanggal 21 April saja, tetapi mampu memetik spirit yang telah dititipkan Kartini. Dengan adanya diskusi ini. Kami berharap mampu memberikan suntikan semangat untuk kaum perempuan, bahwa ada nilai yang layak kita petik dan implementasikan dari apa yang telah diperjuangkan Kartini. Terlebih ditengah pandemi/covid-19. Perempuan yang cerdas adalah perempuan yang mampu bertahan dalam zamannya dan memberikan sumbangsi yang riil bagi dirinya, dan orang disekitarnya.” Ujarnya. (***)
