ARLISAKADEPOLICNEWS.COM-MAKASSAR. Pengamat Kebijakan Publik, Azhar Aljurida menilai perintah Gubernur untuk membuka Toko Non Sembako dan membuka akses jalan Trans Nasional di beberapa wilayah perbatasan Kabupaten/Kota dinilai sudah tepat, meskipun banyak kalangan yang menilai Gubernur tidak konsisten dan cenderung melonggarkan aturan PSBB ditengah kondisi Pandemic Covid-19 yang terus bertambah di Sulawesi Selatan.
Dalam pantauan awak media sejumlah kalangan dan perbincangan di beberapa media sosial mengkritik kebijakan Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah yang cenderung melindungi Toko Besar, semisal Toko Agung yang telah diminta ditutup oleh Kasatpol PP Kota Makassar, justru Gubernur memberi izin untuk beroperasi kembali.
Ketika dimintai tanggapan oleh awak media mengenai polemik ini, Pengamat Kebijakan Publik Azhar Aljurida yang juga merupakan Kepala Pusat Kajian Sosial Politik Universitas Indonesia Timur mendukung keputusan gubernur sulsel Nurdin Abdullah.
“Arahan Giubernur itu sudah benar, ikuti saja jangan dipolemikkan, apa yang dilakukan Gubernur itu bukan tanpa pertimbangan, itu sudah dihitung secara matang” pungkas Azhar.
“Saya ingin memberi contoh kepada publik kalau toko tidak dibuka berapa banyak orang yang di PHK, kalau tidak kerja mereka mau makan apa, kalau akses jalan juga ditutup siapa yang akan mendistribusikan bahan pangan untuk kita. Perlu kita tahu, Sulsel ini menyuplai sayur dan beras ke beberapa Provinsi di Indonesia, kalau jalan ditutup apa jadinya?. Bukan hanya corona yang harus diurus, makanan juga penting diurus” sambungnya.
Pengamat Kebijakan Publik ini juga berpendapat bahwa pihak yang mempersoalkan arahan Gubernur Sulsel adalah berpikiran sempit dan tidak berdasar, justru menambah persoalan di masyarakat.
“Memangnya mereka yang tidak setuju kegiatan ekonomi dibuka tahu kapan covid berakhir?, terus ada yang bisa pastikan kalau PSBB versi mereka diterapkan tidak ada lagi yang positif Covid?. Lalu ketika vaksin nanti ditemukan bertahun-tahun kedepan anda mau PSBB terus?. Jangan dikira dampak sosial ekonomi itu kecil bahayanya, sama saja dengan bahaya Covid, korbannya juga tidak sedikit” ketusnya.
Azhar kemudian melihat bahwa justru perlahan-lahan aktivitas ekonomi harus digerakkan kembali, dengan memperketat Physical Distancing dan Protokol Kesehatan di area publik, agar masyarakat bisa kembali bekerja namun tetap menjaga diri dari virus Covid-19.
“Saya menyarankan agar pusat-pusat aktivitas seperti pasar tradisional, toko kecil dan toko besar agar kembali dibuka, kecuali pusat aktivitas yang memang rentan menjadi pusat penyebaran Covid” sarannya.
“Kalau usaha tidak jalan penerimaan Pemerintah dalam bentuk pajak dan retribusi juga tidak akan jalan, lalu dapat dana untuk membeli Sembako dan membayar kebutuhan medis darimana? kita semua takut virus tapi jangan ketakutan itu justru yang membunuh kita” tutupnya. (***)








