Catatan Wakil Ketua DPRD Sulsel di Hari Laut Sedunia, “Saatnya Proaktif Mendorong Riset dan Inovasi Teknologi”

  • Whatsapp

Oleh : Ir. Darmawangsyah Muin. M.Si

[Wakil Ketua DPRD Sulawesi-Selatan]

Momentum Hari Laut Sedunia 8 juni 2020 selayaknya tak sekedar dicatat sebagai hari penting semata. Issu tentang kesehatan lingkungan khususnya terkait perairan dan laut sudah menjadi issu global.

2/3 permukaan bumi adalah lautan, khususnya indonesia yang dikenal memiliki wilayah perairan yang lebih luas daripada daratan. Fakta ini menjadi kebanggaan sekaligus tantangan bagi kita, untuk mampu memelihara kelestarian lingkungan yang di dalamnya demikian kaya akan biota laut dan terdiri dari jutaan jenis flora dan fauna.

Konferensi Kelautan yang mengundang lebih dari 140 negara dan dihadiri oleh Kepala Negara/Pemerintahan, Menteri dan Pejabat Senior pada oktober 2018 silam menjadi pertanda, bahwa laut merupakan sektor yang mendapatkan perhatian besar dunia.

Salah satu yang menjadi sorotan adalah meningkatnya limbah/sampah plastik yang dipastikan membawa pengaruh buruk bagi keberlangsungan biota laut. Realitas tersebut membuat miris, manakala kita mengetahui betul bahwa laut merupakan penyangga bumi nusantara.

Laut sebagai sumber kekayaan yang memberikan kontribusi sebesar 30% terhadap Gross Domestic Product (GDP) kini diperhadapkan pada persoalan limbah mikroplastik menimbulkan kerusakan ekosistem yang terkait satu sama lainnya termasuk kehidupan manusia selaku subjek yang secara langsung mengkomsumsi beragam hasil laut.

Kondisi ini adalah warning untuk membangun kesadaran kolektif dan aksi nasional menyelamatkan laut dari ancaman kerusakan. Terutama mengatasi limbah mikroplastik yang setiap waktu bertambah dan mencemari lingkungan perairan kita.

Olehnya itu mengubah wajah perairan dan laut dapat dimulai dengan mengubah pola pikir dan perilaku masyarakat kita. Perubahan ini dapat diupayakan melalui penyuluhan secara berkala oleh stake holder terkait dan seluruh pihak yang bergerak di bidang kesehatan lingkungan baik pemerintah maupun Swasta.

Terlebih karena sektor industri dan perdagangan utamanya perusahaan-perusahaan yang mencetak produk dominan besar menggunakan kemasan serba plastik yang disinyalir menjadi salah satu pemicu bertambahnya jumlah polusi dan produksi sampah plastik yang mencemari perairan/laut di indonesia.
Selain itu pelibatan elemen teknologi, inovasi dan penelitian secara berkesinambungan juga tak kalah pentingnya untuk dilakukan, hal ini perlu didorong untuk mengetahui betul bagaimana kondisi sebenarnya wilayah perairan kita. Seberapa tercemarkah? dan bagaimana mengatasi persoalan tersebut.

Minimnya upaya penelitian dan inovasi penanggulangan sampah plastik mengundang keprihatinan. Diungkap dalam sebuah “Tinjauan Sistematis terkait Penelitian tentang Limbah Plastik di Laut” yang dipublikasikan dalam jurnal penelitian yaitu Marine Pollution Journal. Di dalamnya menyatakan bahwa sejauh ini tidak banyak penelitian terkait dengan isu sampah plastik laut, terutama untuk Indonesia bagian timur.

Padahal kita ketahui amat besar keterkaitan antara kesehatan laut dan kelestarian ekosistem di sekitarnya termasuk kehidupan manusia bahwa mengkonsumsi hasil laut yang terkontaminasi plastik dapat menimbulkan potensi risiko kesehatan.

Dengan demikian, menemukan solusi untuk mengurangi limbah plastik dan melahirkan inovasi teknologi yang dapat menciptakan pengganti kemasan plastik menjadi kemasan produk/kantong yang lebih ramah lingkungan dan lebih mudah direcycle menjadi sebuah kebutuhan untuk dilakukan.

Permasalahan tentang kesehatan laut dan lingkungan sudah menjadi tanggungjawab bersama. Sehingga Gerak terintegrasi baik dari tataran kebijakan sampai pada optimalisasi pengawasan dan implementasi kebijakan penanganan sampah plastik serta penanggulangan kerusakan lingkungan laut mesti diupayakan secara terus menerus, demi keberlangsungan ekosistem yang ada di dalamnya dan masa depan wilayah perairan indonesia.

Pos terkait