ARLISAKADEPOLICNEWS COM.MATIM. Yonti Selus (34) warga masyarakat Kampung Parang, Desa Golo Ndele, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggari Timur, penuhi Kebutuhan hidupnya dengan aktif menganyam rotan meskipun dengan keterbatasan kondisi fisik tubunya.
Pria Kelahiran 1986 itu mengungkapkan bahwa sejak lahir memang kondisi fisiknya tidak sempurna (cacat), kedua kakinya tidak dapat berfungsi, akan tetapi semangat juangnya untuk berkreativitas melalui karya seni anyaman rotan tidak memudar.
“Awalnya sempat Sedih karena ada Pandangan hanya manusia normal saja yang sanggup melakukan semuah jenis pekerjaan, namun menyadari kemampuan yang saya miliki, saya pun mulai menekuni menganyam rotan sejak liama tahun silam. Seiring waktu berputar, Tuhan mendengar doa saya, sehingga karya sederhana ini hasilnya sudah bisa dinikmati sekaligus menjadi penopang ekonomi dalam memenuhi kelangsungan hidup keluarga saya sekarang”, ungkapnya saat ditemui media ini Jumat (12/06/2020).
Ia mengisahkan banyak hasil anyaman rotan yang sudah dikerjakanya tersebut, seperti pembuatan tas jinjing, topi koboy, piring dan tudung saji, dengan beragam motif sesuai pesanan pelanggan, sedangkan harga pasaran tergantung pada jenis dan model barangnya.
“Hasil jenis anyaman sudah banyak, ada tas, topi, piring dan tudung saji dengan motif beda-beda. Karya anyaman ini sudah dipasarkan sampai ke Labun Bajo dengan harga jual berkisar dari Rp.50.000, sampai Rp.300.000” kisahnya.
Dalam mengembangkan karya anyamanya tersebut dirinya mengaku banyak mengalami kendala, diantaranya susah untuk mendapatkan bahan baku seperti rotan dan belum ada investor yang mau membantu memasarkan hasil kreativitasnya ini.
“kendala dalam proses anyaman mulai dari bahan dasar sepertih rotan sudah sangat sulit untuk kita temui, tambah lagi kondisi fisik saya yang berjalan dengan menggunakan tongkat saja”pungkasnya
Dengan derai air mata yang membasahi pipinya, Yonti berharap ada perhatian khusus dari pemerintah Kabupaten Manggarai Timur, dalam membantu dan mempromosi hasil kerajinan tangannya.
“Hanya pekerjaan ini yang membantu saya dan keluarga dalam menyambungkan hidup sehari-hari. Saya mohon pemerintah bisa meperhatikan sekaligus mendatangkan investor untuk mengekspor hasil karya saya ini”, tutupnya.
Penulis : Yunt Tegu
Editor : S. Robi.