ARLISAKADEPOLICNEWS.COM-MANGGARAI. Aliansi Pemuda Manggarai Menggugat yang tergabung dari Lembaga, Gerakan Mahasiswa Pemuda dan Rakyat (GEMPAR MATIM) dan Pergerakan Mahasiswa Manggarai (PMM) menggelar aksi unjuk rasa di SPBU Reo yang terletak di jalan poros Reo-Kedindi, Sabtu (29/08/2020).
Dalam orasinya, para pengunjuk rasa menyikapi polemik yang terjadi di SPBU Kecamatan Reok Kab. Manggarai. Mereka menilai sistem pelayanan di SPBU Reo sangat buruk, dimana para konsumen seperti petani dan nelayan tidak mendapatkan jatah minyak sesuai kebutuhannya.
Aksi yang dilakukan oleh Pemuda Manggarai Menggugat kali ini, sebelumnya telah dilakukan oleh Pergerakan Mahasiswa Manggarai (PMM) pada tahun 2019 terkait gobroknya pelayanan di SPBU Reo. Akan tetapi, pihak SPBU Reo tidak mengindahkan apa yang menjadi Perjanjian bersama dengan PMM pada aksi tersebut.
Jendaral Lapangan Ahmad mengatakan, Kami sangat kecewa terhadap pihak SPBU Reo yang tidak menepati janji sebelumnya yang menjadi kesepakatan bersama dengan PPM pada tahun 2019 lalu.
“Berdasarkan hasil Investigasi kami di lapangan dan juga informasi dari masyarakat, baik informasi dari nelayan, petani dan konsumen lainnya terhadap SPBU Reo yang tidak sesuai dengan sistem pelayanan yang mereka berikan terhadap Konsumen itu sendiri”, katanya.
Ia pun menegaskan apabila tuntutan AMPMM tidak diindahkan oleh pihak SPBU Reo, maka mereka akan melakukan aksi besar-besaran.
“Jika hal ini tidak diindahkan oleh SPBU Reok, maka kami akan melakukan Aksi berkelanjutan bersama masyarakat baik itu nelayan, petani dan Konsumen lainnya”, tegasnya.
Adapun pernyataan sikap Aliansi Pemuda Manggarai Menggugat adalah :
1. Perbaiki Sistem Pelayanan Terhadap Konsumen.
2. Jangan Mempersulit Konsumen.
3. Sesuaikan Takaran Pengisian dengan Angka Rupiah.
4. Evaluasi Seluruh Pegawai yang berkerja Di Pertamina Khususnya SPBU Reok.
Menaggapi tuntutan AMPMM, pihak pengelola SPBU Reo, Sil mengakui kebobrokan yang terjadi pada pelayanan teknis di lapangan.
“Yang dikatakan adik-adik mahasiswa itu benar dan itu yang harus ditertibkan. Adik-adik harus tahu yang mereka lakukan selama ini yaitu mereka jual per Jerigen bukan perliter”, akunya pada saat audiensi dengan massa aksi.
Ia juga berjanji untuk menertibkan dan merombak semua sistem pelayanan kepada konsumen.
“Saya mau menertibkan yang melayani konsumen supaya petani dan nelayan itu dapat bagian dan terbukti satu bulan terakhir pelayanan sampe jam 5 sore tapi yang terjadi sebelumnya jam 1 jam 2 selesai atau tutup. Ini supaya adik-adik tahu saya selaku salah satu putra dari pemilik SPBU”, ungkapnya.
Sementara itu Robert Lewart yang merupakan mitra pertamina pengelola SPDN, mengaku kesal dengan sistem pelayanan Pertamina Reo terhadap konsumen, khusus perpanjang kontrak dengan mitra SPBU Reo yang sampai saat ini belum diperpanjang.
“Seharusnya melayani petani dan nelayan itu harusnya kami yang penyalurannya ada di Gongger dan itu belum berjalan karena kontrak Pertamina dengan SPDN dalam proses perpanjangan, makanya kami limpahkan petani dan nelayan itu ke SPBU Reo” akunya. (***)