Oleh: Syamsudin Kadir (Penulis buku)
Kentungan jualan baju, kelebihan hasil jual jilbab, honor tulisan di berbagai surat kabar, bonus menulis buku dan doa yang sungguh serta ikhtiar yang berlipat-lipat akan saya jadikan sebagai modal mencetak buku lama dan terbaru serta untuk melanjutkan pendidikan hingga kelak beres meraih gelar doktor.
Sempat kepikiran untuk mengemis di jalanan atau lampu merah. Karena merasa sudah tak ada lagi jalan selain mengemis. Tapi suara hati selalu berkata: jangan!. Akhirnya niat itu saya urungkan dan tak mau sekalipun untuk mencoba. Memang saya masih punya modal penting. Saya punya potensi yang Allah anugerahkan selama ini.Saya masih bisa melakukan hal-hal terhormat dalam meraih impian terbaik dan membanggakan keluarga yang saya cinta.
Bukan untuk pamer, tapi untuk menyemangati diri bahwa setiap niat dan tujuan baik bakal Allah yang wujudkan. Allah Maha Kaya, Maha Melihat dan Maha Mendengar. Asal semangat terus membara, tak lelah memanfaatkan peluang dan selalu berprasangka baik pada setiap apa yang diperoleh saat ini serta yang bakal digapai nanti.
Singkirkan semua keluh dan kesah yang tak bermutu atau sikap yang tak perlu. Sisihkan setiap aktivitas tak bermanfaat yang bisa jadi masih saja dilakoni. Dan ini yang paling penting, fokus dengan target yaitu selalu melakukan sesuatu yang produktif atau yang menghasilkan manfaat dan uang. Bukan yang sia-sia, alias enyahkan semua yang bernyawa mubazir!.
Saya optimis dan percaya bahwa ikhtiar ini bakal menjadi kenyataan. Plan your success, begitu ungkapan penyemangat diri saya dari dan akan menjadi sebuah buku yang saya tulis secara keroyokan dengan Mas Riandi Pratama, seorang tokoh muda asal Kediri, Lombok Barat-NTB yang kini kerap keliling Indonesia dan sedang melanjutkan pendidikan di Sudan!.
Santri lulusan Madrasah Aliyah di Pondok
Pesantren Nurul Hakim (NH), di Kediri, Lombok Barat-NTB ini kerap berbagi semangat dan motivasi juga pengalamannya ke berbagai sekolah dan kampus di berbagai Kota di seluruh Indonesia. Berita baiknya, saya sealmamater dengannya, saya lulus Madrasah Aliyah di NH pada 2002 silam.
Ingin rasanya mendapat beasiswa dari Negara, ingin sekali mendapatkan beasiswa dari jejaring, dan ingin memperoleh dukungan atau peluang beasiswa dari beberapa negara asing. Tekad saya jelas, menempuh pendidikan lanjutan. Pokoknya mesti dan saya bakal menempuh setiap jalan untuk mencapainya, asal halal dan berkah.
Mungkin butuh kerja keras untuk meraih apa yang semestinya diraih. Mungkin perlu kesungguhan berlipat-lipat untuk mendapatkan sesuatu yang diharapkan. Itu ungkapan yang kerap hadir dalam lintasan pikiran saya. Kadang ada saja lintasan pikiran untuk mengalah pada keadaan. Bahkan sekadar takluk pada kenyataan, tapi optimisme selalu terjaga hingga kini.
Doa, dukungan dan motivasi dari istri, anak dan keluarga besar adalah modal yang sangat penting dan tetap saya jaga selama ini. Begitu juga apresiasi dan semangat juga dorongan para senior dan sahabat yang hingga kini masih menyelimuti sekaligus menemani hari-hari saya.
Saya tak ingin membiarkan setiap impian saya berlalu tanpa ada kerja keras dalam menggapainya. Saya mesti bekerja keras dan berkorban banyak hal. Waktu tidur dikurangi, aktivitas produktif diperbanyak dan jadwal membaca buku serta menulis berbagai karya diperbanyak. Mungkin di sini ada lelah, tapi itulah yang menjadi energi bagi kesuksesan.
Saya sadar betul bahwa saya adalah orang kampung yang hingga kini belum tersentuh listrik PLN, air PDAM dan jalan raya beraspal. Kondisi demikian justru menjadi penyemangat bagi saya untuk bangkit dan bekerja keras meraih impian. Kampung saya namanya Cereng, terletak di Desa Golo Sengang, Kecamatan Sano Nggoang, Kabupaten Manggarai Barat-NTT.
Saya sangat percaya bahwa apa saya ingin digapai bukan sekadar impian. Tapi ini tentang masa depan dan sejarah diri saya, keluarga dan bangsa, yaitu menjadi bagian dari SDM Indonesia yang tak takluk oleh keterbatasan dan keadaan yang mungkin dirasa kurang berpihak. Maka tak boleh lelah dan kalah untuk selalu menabung optimisme dan percaya diri sebab suatu saat apa yang menjadi impian bakal menjadi kenyataan. Semoga Allah memperkenankan!. (***)