Pendidikan adalah salah satu bentuk pengaplikasian seseorang terhadap orang lain, misalnya pembelajar ke pebelajar. Pendidikan sebagai perbuatan fundamental yaitu guru sebagai pendidik (mendidik) harus mempertanggungjawabkan apa yang telah diberikan kepada siswa yang dididik.
Guru selain mentransfer ilmu pengetahuan kepada peserta didik juga harus mampu memberikan pendidikan karakter (adab) kepada peserta didik. Mengajar dan mendidik itu berbeda tetapi merupakan dua hal yang penting dalam mengembangkan potensi peserta didik.
Guru hendaknya memperhatikan dalam mengajar dengan memberikan konten yang menarik agar siswa tidak merasa jenuh, bosan saat belajar dari rumah (daring) begitu pun saat belajar di sekolah.
Dalam pendidikan ada dua paradigma yang perlu diketahui. Yang pertama, paradigma lama, yaitu paradigma yang muncul sebagai suatu penyebab terjadinya revolusi ilmiah dan sistem pembelajaran yang dulunya berlaku pada abad industri ke sistem pembeljaran yang berlaku pada abad sekarang ini, yang menggunakan sistem paradigma baru. Kedua, paradigma baru, yaitu sebuah pendidikan yang mengandung masyarakat terdidik, masyarakat yang cerdas.
Akan tetapi, saat ini paradigma dalam sistem pendidikan harus diubah, maka formalitas dan legalitas tetap saja menjadi sesuatu yang paling penting dan subtansi sesuatu yang tidak bisa diabaikan apalgi hanya untuk mengajar tataran pada formal saja.
Pembelajaran Daring
Pembelajaran daring/online saat ini sangat membuat siswa ataupun mahasiswa merasa terkendala, baik dari faktor jaringan yang sulit dijangkau, ekonomi, dan sebagainya. Oleh karena itu, guru diharapkan mengerti keadaan siswanya bagi siswa yang mempunyai kendala. Selain itu, guru harus memberikan proses pembelajaran yang efektif dan menarik, agar siswa tidak merasa bosan dan jenuh.
Pada proses pembelajaran daring, siswa hendaknya memiliki keterampilan dalam proses pembelajaran, yaitu aktif dalam berdiskusi dan memberikan saran atau pendapat ketika terdapat kesalahan pada forum diskusi yang berlangsung.
Dengan pembelajaran daring, guru mengharapkan sikap siswa selama pembelajaran daring harus lebih baik pada saat pembelajaran tatap muka, dan siswa memiliki sikap yang bertanggung jawab, sopan, dan memilki etika yang baik.
Efektivitaas Pengajaran, Pelatihan dan Pembimbingan Daring
Pengajaran dan pelatihan serta pembimbingan imerupakan hal yang perlu diperhatikan oleh seorang pendidik (guru). Pengajaran merupakan proses perpindahan ilmu dari pengajar (guru) terhadap yang diajar (murid).
Pengajaran yang dilakukan memiliki batasan, termaktub dalam sebuah aturan di lingkup sekolah. Proses pengajaran yang dilakukan secara bertahap dengan berlandaskan kurikulum dengan capaian dan tujuan masing-masing. Proses pengajaran yang dilaksanakan secara tatap muka akan mempermudah penyerapan ilmu lebih efisien dan juga lebih mudah dipahami. Hal ini sangat tergantung pada pengajar bagaimana metode dan juga tekhnik mengajarnya.
Akan tetapi, pengajaran yang dilakukan dirumah secara daring dengan mengandalkan tekhnologi yang dinilai mempermudah untuk mentasfer ilmu dianggap kurang efektif, hal ini disebabkan karen adanya ketidaksiapan pengajar, siswa dan juga sistem, sehingga membuat pengajaran yang dilakukan dirumah kurang efektif.
Selain itu, pelatihan yang dilaksanakan dirumah cenderung sulit dipahami apalagi untuk diimplementasikan karena banyaknya kekurangan dan juga keterbatasan dengan kendala yang terjadi ketika pelatihan daring dirumah. Begitupun halnya dengan pembimbingan yang jauh sulit karena banyaknya halangan dan masalah yang membuat proses pembimbingan lebih susah dibanding di sekolah.
Hasil belajar dari pembelajaran saat di sekolah dan di rumah pun berbeda, berdasarkan yang dialami, hasil belajar di sekolah itu lebih efektif di banding pembelajaran di rumah.
Hasil dari suatu proses pembelajaran dapat dilihat dari cakupan, yaitu:
1. Kognitif
Proses pembelajaran di rumah sangat tidak efektif dalam segi pemahaman, pengetahuan, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi, sedangkan proses pembelajaran di sekolah lebih efektif
2. Psikomotorik
Proses pembelajaran dirumah yang meliputi keterampilan, gerakan, dan kemampuan sangat tidak efektif, sedangkan dalam proses pembalajaran di sekolah lebih efektif karena kita akan lebih paham,
3. Afektif
Proses pembelajaran di rumah sangat tidak efektif dari segi sikap, emosi, perasaan, dan minat, sedangkan dalam proses pembelajaran disekolah lebih efektif karna siswa dapat mengeluarkan sikap, emosi, dan perasaan lebih maksimal.
Penulis: Adrian Hidayat, Sri rukmaeni resa, Nurul fajri al habsy, Elma wahyuni dan Novianti agustina.
(Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Daerah Bahasa dan Sastra Indonesia UNM)