Penulis: Fazrin Abubakar (Kader PMM, Aktivis Pejuang Demokrasi)
Pilkada serentak yang sedang berlangsung dan puncaknya pada 9 Desember 2020 telah mengalami degradasi mutu demokrasi. Kampanye dalam orasi politik pada kontestasi pemilihan kepada daerah nyaris tak mengajarkan pendidikan demokrasi dan pendidikan politik yang efektif yang ditawarkan pada publik. Peran kontestan belakangan hari ini menghilangkan akal sehat untuk membangun propaganda politik publik.
Seharusnya, kontestan menyiapkan strategi khusus untuk melancarkan pendidikan politik bagi publik. Strategi khusus yang dimaksud adalah strategi pencerdasan publik atau gagasan-gagasan ide konstruktif dan edukatif di tengah krisisnya pengetahuan demokrasi humanis saat hari ini. Sayangnya, sampai hari ini kita belum menemukan formula strategi seperti itu dari masing-masing kontestan.
Di era pandemi ini juga tampaknya kita begitu rabun tentang pengetahuan atau kapasitas sumber daya manusia dari masing-masing kontestan. Publik dalam hal ini adalah masyarakat sipil sangat kesulitan mendeteksi SDM dari masing-masing kontestan, sebab argumentasi yang sedang di asumsikan oleh publik adalah fanatisme terhadap pilihan kontestannya, bukan soal apa perannya dalam mengatasi persoalan sosial atau persoalan akar rumput.
Selain itu, money politik berpotensi pula memicu krisisnya mutu pendidikan demokrasi kita. Money politik tak serta merta hilang tertelan covid-19, tetapi money politik juga telah memberi tanda lampu hijaunya. Sebab, “krisisnya pendidikan demokrasi” dengan kapasitas terbatas yang dimiliki oleh masyarakat sipil maka kontestan merasa perlu bertindak instan memenangkan pertarungan dengan cara money politik.
Apa lagi watak politik negri ini adalah cerminan dari keadaan tak beradab lantaran politik yang dimainkan ialah politik haus kekuasaan. Karena itu, para pekerja demokrasi humanis dalam hal ini adalah penggerak muda Manggarai perlu memikirkan solusi yang efektif agar potensi krisis pendidikan demokrasi dan money politik tidak terjadi pada pelaksanaan Pilkada serentak kali ini. Dan kepada seluruh umat, seluruh warga rajin-rajin memanjakan do’a agar para pelaku money politik, para cukong-cukong politik, dan para pejabat demokrasi lainnya di ketuk hatinya oleh Tuhan untuk tidak melakukan manufer money politik atau manipulasi dan kecurangan.(***)
Semua isi tulisan menjadi tanggung jawab penulis.