Opini: Pendidikan Dalam Kabut Pandemi Covid 19

  • Whatsapp

Oleh: Servasius Haryono. ( Seorang Misionaris Xaverian dan sedang Menempuh S2 di Regio Emilian Italia). 

Situasi saat ini menghadirkan derita pada setiap kalangan, misalnya guru, siswa, orang tua dan anaknya. Hal ini hadir karena pergeseran dalam cara mendidik terhadap siswa di tengah pandemi Covid-19. Ada banyak pertanyaan yang muncul, seperti apakah para murid dapat belajar dengan baik jika pembelajaran jarak jauh? Apakah guru dapat beradaptasi dengan metode pengajaran yang baru ini? Apakah fasilitas memungkinkan dan bagaimana tanggapan orang tua terhadap pergeseran ini?

Model pembelajaran yang dialami banyak siswa saat ini menghadirkan pertanyaan terhadap proses belajarnya. Pembelajaran bergeser pada daring dan luring yang menuntut siswa agar memilih waktu sendiri untuk belajar. Metode pembelajaran ini juga membantu siswa untuk belajar mandiri meskipun banyak kandala yang mereka alami seperti tidak memiliki HP, komputer, dan lain-lain.

Akan tetapi, itu bukan point penting dalam membangun mentalitas pendidikan siswa. Peran guru bahkan orang tua menjadi sangat aktif untuk menanamkan karakter belajar yang kreatif. Tujuan belajar dari rumah sesungguhnya adalah memberikan aktivitas belajar rutin pada siswa agar tetap terbiasa belajar dengan teratur. Rutinitas itu adalah cara untuk dapat mengasah rasa ingin tahu mereka.

Lalu bagaimana dengan penyediaan fasilitas? Keterbatasan fasilitas pendukung hingga ketidaksiapan siswa untuk belajar di rumah memang kurang menjanjikan. Namun, sistem itu bukan berarti “belum efektif” dalam mencapai mental belajar siswa. Di sinilah peran pedekatan dan relasi guru maupun orang tua menjadi amat berguna, yaitu mengarahkan dan menanamkan di dalam diri siswa mental belajar secara mandiri.

Pengarahan guru juga menjadi penting, yaitu bukan saja hanya memberikan materi tetapi mampu mandorong siswa untuk melahirkan berbagai kreativitas belajar yang efektif. Pendekatan ini adalah ujung dari relasi guru kepada siswa dalam memberikan peluang dan pedoman untuk mewujudkan ide imajinatifnya. Bahkan, kemampuan untuk menciptakan dan mengekspresikan diri menjadi sebuah potensi unik dari siswa tersebut.

Harapan yang diambil dari metode pembelajaran jarak jauh ini ialah agar siswa dapat memahami kapasitas dirinya, belajar mandiri dan mampu melahirkan ide-ide yang sederhana. Guru juga diharapkan mampu mengarahkan dan membentuk siswa yang memungkinkannya untuk berkembang. Oleh karena itu, di ruang pembelajaran relasi seorang siswa dan guru mampu mengubah cara berpikir dalam diri seorang siswa dengan baik dan konsisten.(***)

(Salam semangat dari Parma, Itali)

Pos terkait