ARLISAKADEPOLICNEWS.COM. MAMUJU. Baru-baru ini kita dikejutkan dengan sebuah video yang beredar luas di masyarakat terkait adanya isu penjarahan yang terjadi saat pembawa bantuan logistik korban gempa bumi di Sulawesi Barat. Kejadian tersebut melibatkan antara masyarakat dan oknum Basarnas, seperti yang terlihat dalam rekaman video amatir.
Dari laporan yang dihimpun oleh awak media sesuai keterangan warga setempat (16/01/2021), kronologi terjadinya perseteruan antara warga dan oknum Basarnas, terjadi sekitar pukul 11.30 Wita, saat masyarakat yang mengungsi di pegunungan Ulu Kasambang Kecamatan Tapalang, Kabupaten Mamuju turun ke jalan, dengan tujuan untuk meminta bantuan logistik setelah selama 3 hari berada di area pegunungan dengan persediaan seadanya.
Menurut pengakuan warga setempat, saat itu belum ada bantuan yang diperoleh dari pihak manapun, termasuk dari pemerintah, dengan kondisi warga yang rata-rata rumah mereka mengalami kerusakan berat pasca gempa, sehingga tidak ada lagi yang bisa mereka harapkan dari rumah.
Saat kendaraan pembawa bantuan logistik melitas di area Tapalang, warga pun berusaha menghentikan dan memohon bantuan, dengan cara melambaikan tangan, agar kendaraan mau berhenti. Dari 8 jumlah kendaraan logistik yang melintas saat itu, hanya kendaraan yang ke 6 yang singgah.
Warga menahan kendaraan tersebut dan memohon agar bantuan juga diberikan kepada mereka, setelah kendaraan pembawa logistik menyepakati untuk memberikan bantuan itu ke masyarakat, sesuai kesepakatan yakni setengah isi yang ada di atas kendaraan.
Karena masih ada masyarakat lain yang membutuhkan, dan telah disepakati untuk diberikan, masyarakat pun langsung menurunkan barang berupa indomie, roti dan air mineral, namun pada saat masyarakat sementara menurunkan barang tersebut, tiba-tiba datang seorang laki-laki berpakaian Dinas Basarnas, lalu mengeluarkan kata-kata kasar sambil menunjuk-nunjuk ke masyarakat dengan nada keras.
“Kalian jangan seperti perampok, muka kalian itu seperti perampok dan pencuri” ujarnya
Masyarakat yang mendengar kata-kata itu yang sementara duduk-duduk di posko tersulut emosi, dan mempertanyakan ucapan laki-laki yang berseragam Basarnas itu, akhirnya terjadilah perselisahan.
Menurut keterangan warga setempat, laki-laki yang berseragam Basarnas tersebut sempat mengambil batu dan mengancam ke arah masyarakat, lalu masyarakat yang lain berusaha menenangkan dan mengajaknya untuk meninggalkan lokasi. Setelah itu, situasi menjadi aman dan tertib.
Saat awak media mengonfirmasi kejadian itu, diduga hanya terjadi kesalahpahaman yang memicu perseteruan.
“Kami tidak melakukan penjarahan, kami meminta secara baik-baik, dan kendaraan yang memuat logistik itu pun sepakat untuk memberikan. Kami tidak mengancam” ungkap salah seorang warga.
Selanjutnya, setelah masyarakat menerima bantuan itu, mereka pun kembali ke tempat pengungsian yang terletak dipegunungan Ulu Kasambang guna mengamankan diri dari ancaman gempa susulan. (***)








