ARLISAKADEPOLICNEWS.COM-MANGGARAI. Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 08 Satarmese, Kecamatan Satarmese Barat Kabupaten Manggarai mengadakan kegiatan pelatihan dan pemanfaatan akun belajar.id dengan mengusung tema “ Belajar dari Mana Saja dan Kapan Saja”.
Salah satu sekolah menengah pertama di Kecamatan Satarmese Barat Kabupaten Manggarai ini mengadakan kegiatan dengan akun pembelajaran Workspace for Education. Kegiatan ini diselenggarakan selama tiga hari yakni Senin, (08/03/2021) dan berakhir pada Rabu, (10/03/2021).
Kegiatan ini diikuti oleh seluruh pendidik dan tenaga kependidikan di SMP Negeri 08 Satarmese dengan menghadirkan narasumber tunggal yang handal dari SMP Negeri 12 Satarmese, Veronicus C.A. Littik, S.Pd.
Ketiadaan jaringan internet tidak menyurutkan niat pendidik dan tenaga kependidikan di lembaga pendidikan SMP Negeri 08 Satarmese untuk menyukseskan program merdeka belajar yang digalakan kementerian pendidikan dan kebudayaan. Ketiadaan internet di sekolah yang berlokasi di Mampau, Desa Cekaluju, Kecamatan Satarmese Barat memaksa kegiatan tersebut dilaksanakan di rumah Merlinda Hanol (salah satu tenaga kependidikan SMP Negeri 08 Satarmese).
Adapun materi yang disajikan oleh narasumber selama kegiatan adalah mengenal Akun workspace for Education, Mengelola File di Google Drive, Berkolaborasi di Google Docs dan Slides, Membuat Survey/Ujian di Google Forms, Mengenal Google Meet, Mengenal Google Calendar, Membuat Google Classroom (Materi, Penugasan, Penilaian), dan Mengelola Email di Gmail.
Dari setiap materi yang disajikan, peserta kegiatan tidak hanya mendengarkan pemaparan materi akan tetapi mereka langsung melakukan praktek bagaimana menggunakan fasilitas atau aplikasi yang tersedia dalam akun belajar.id.
Kepala SMP Negeri 08 Satarmese Yosef Klemensius Rahman, S.Pd mengungkapkan walaupun SMP Negeri 08 Satarmese belum terjangkau oleh jaringan internet, sekolahnya tetap melaksanakan kegiatan pelatihan pemanfaatan Google Workspace for Education.
Dirinya pun merasa bersyukur kepada kementrian pendidikan dan kebudayaan yang telah melakukan terobosan sebagai alternative pembelajaran selama masa pandemi covid 19.
“Tentu saja kami sangat berterima kasih kepada Kemendikbud bahwa kita diberi alternative pembelajaran yang lain selama pandemi ini”, ungkapnya kepada media ini, Rabu ( 10 /03/2021).
Yosef Klemensius Rahman menambahkan selama pembelajaran dari rumah (BDR), sekolahnya melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar berbasis Kertas dan Spidol mengalami kesulitan. Hal ini tentu membuat peserta didik dan para guru mesti tetap bolak balik ke sekolah untuk menerima modul dan mengembalikan Lembaran kerja Siswa.
“Kami yang selama ini melaksanakan KBM berbasis kertas dan Spidol cukup kesulitan ketika diberlakukan system BDR. Bagaimanapun para guru dan siswa tetap harus bolak balik ke sekolah untuk menerima modul dan mengumpulkan lembar kerja siswa”, tambahnya.
Ia juga sangat mendukung kegiatan ini karena searah dengan programnya sebagai Kepala SMP Negeri 08 Satarmese yakni menjadikan SMP Negeri 08 Satarmese sebagai sekolah yang berbasis TIK. Oleh karena itu, dari kegiatan ini dirinya berharap bahwa PTK SMP Negeri 08 Satarmese mau membuka diri terhadap semua perubahan paradigma dan kemajuan di bidang pendidikan dan TIK.
Baginya meskipun sekolahnya berada di daerah yang memiliki jaringan internet kurang bagus, bukan menjadi penghalang bagi seorang guru untuk terus bergerak maju.
“Harapan saya bahwa PTK SMPN 8 mau membuka diri terhadap semua perubahan paradigma dan kemajuan di bidang pendidikan dan TIK. Bahwa meskipun kita berada di daerah yang sinyal internetnya kurang bagus tidak menjadi penghalang untuk kita tetap maju”, harapnya.
Selain itu, Kepsek yang akrab disapa pak Lens ini berharap agar PTK SMP Negeri 8 Satarmese mampu melakukan kolaborasi sistem pembelajaran selama masa pembelajaran dari rumah. Hal ini menurutnya tentu disesuaikan dengan karakter dan topografi wilayah sekitar. Melakukan kolaborasi sistem pembelajaran luring dan daring tentu akan membuat pembelajaran selama masa belajar dari rumah lebih efektif dan tidak rumit.
“PTK tidaklah menjadi lebih mudah di masa pandemi ini tapi justru menjadi lebih kompleks kalua tidak mau dibilang lebih rumit. Kita dituntut untuk ampu melaksanakan 2 sistem pembelajaran sekaligus baik luring maupun daring sesuai karakter siswa dan topografi wilayah sekitar”, tutupnya.
Secara terpisah, narasumber pelatihan google Educator, Veronicus C.A. Littik mengatakan dirinya sangat terkesima dengan antusias para guru di SMP Negeri 08 Satarmese yang dengan kompak, serius dan pro aktif selama kegiatan berlangsung. Beliau juga mengatakan ada banyak pelajaran baru yang dia temukan selama di sana.
“Kegiatan selama tiga hari di sana cukup membuat saya terkesima dengan antusias para guru. Mereka sangat luar biasa. Kepala sekolahnya sangat pro aktif dan memberikan mtivasi kepada para guru”, kata Ketua MGMP IPA Pantai Selatan itu.
Sementara itu Kepala Bidang Sekolah Menengah Pertama Dinas Pendidikan dan Olahraga (PPO) Kabupaten Manggarai, Agustinus Samador mengapresiasi terhadap kegiatan pelatihan dan pemanfaatan akun belajar.id yang dilaksanakan di SMPN 08 itu. Ia juga mengatakan selama pandemi covid 19 semua sekolah khususnya jenjang SMP di Kabupaten Manggarai tidak ada pembelajaran tatap muka guna mencegah penyebaran covid 19 yang tak kunjung berakhir.
“Saya menyampaikan apresiasi terhadapa kegiatan tersebut dan saya selaku pengawas yang bertanggungjawab secara teknis tentang kegiatan pembelajaran khusus jenjang SMP di Kabupaten Manggarai. Saya tidak mau ditengah pandemi ini siswa libur total dan tidak mendapatkan ilmu dari sekolah”, ungkapnya.
Agustinus menyampaikan point penting yang harus dilakukan oleh semua kepala sekolah sekabupaten Manggarai dalam menghadapi situasi pandemi covid 19 ini.
“Pertama sebagai Kepala Sekolah harus berani melakukan inovasi dimana proses pembelajaran tatap muka sekarang tidak boleh dilakukan. Era sekarang Kepsek berani menciptakan metode pembelajaran kreatif dan inovatif yang berbasis teknologi. Kedua Kepala Sekolah sekarang harus berinovasi guna menigkatkan kompetensi siswa disekolah. Ketiga jangan menjadi Kepala Sekolah JADUL, Kepala Sekolah jaman dulu yang tidak mampu menjelaskan serta menterjemahkan disekolahnya masing-masing. tetang inovatif, kreatif dan kolaboratif. Keempat kami akan evaluasi SMP di Kabupaten Manggarai metode pembelajaran selama pandemi covid 19 dan memberikan perhatian kepada sekolah yang memiliki inovasi yang tinggi”, ungkapnya. (***)