ARLISAKADEPOLICNEWS.COM—JAYAPURA. Bupati Kabupaten Puncak, Willem Wandik menyampaikan keprihatinannya dan rasa penyesalannya atas aksi kekerasan yang dilakukan Kelompok masyarakat yang telah melakukan upaya pembakaran terhadap Helikopter MI8-MTV REG UP-MI815 dari Kazakhstan yang dioperasikan PT Unitrade Persada Nusantara dibawah operator penerbangan PT Ersa Eastern Aviation pada Minggu, (11/4) lalu di bandara Aminggaru, Ilaga Kabupaten Puncak. Hal tersebut terungkap dalam keterangan pers yang disampaikan kepada media ini pada Rabu, (13/4) siang.
Dalam media rilis itu disebutkan bahwa rasa penyesalan itu disebabkan aksi tindakan kekerasan yang sangat mengganggu upaya pemerintah daerah melakukan percepatan pembangunan di Papua.
Dijelaskan bahwa keberadaan helikopter tersebut sangat membantu untuk mengangkut material pembangunan infrastruktur sehingga akses jalan bisa dibuka, ada pembangunan sekolah, puskesmas, bandara, jalan dan lain sebagainya.
Untuk itu, dirinya sangat menyesalkan sikap dan tindakan pembakaran tersebut karena sangat mengganggu karena saat ini pemerintah daerah sedang sungguh-sungguh membangun dan mengupayakan pesawat keluar masuk sehingga dibutuhkan alat-alat berat agar bisa masuk ke daerah ini melalui helikopter, jadi kalau helikopter ini dirusak tentu akan semakin sulit.
Seperti diketahui bahwa, Helikopter ini, dalam beberapa tahun terakhir menjadi satu-satunya alat transportasi udara yang mengangkut berbagai alat berat melalui udara. Artinya alat berat diangkut bukan di dalam pesawat tetapi diangkut menggantung pada Helikopter. Cara ini cukup efektif untuk memindahkan berbagai alat berat dari satu tempat ke tempat lain, sehingga mobilitas transportasi udara sangat membantu untuk kelancaran pembangunan infrastruktur di wilayah pegunungan dan pedalaman Papua.
Dalam kesempatan itu Bupati Willem Wandik mengajak semua pihak untuk saling bersatu membangun Kabupaten Puncak.
“Kalau marah jangan jadikan rumah, sekolah, pembangunan jalan, pesawat dan fasilitas lainnya sebagai sasaran kemarahan”, ungkapnya.
Menurutnya, jika kekerasan masih terjadi terus maka pembangunan akan terhenti dan daerah ini akan tertinggal dan tidak akan maju. Kita tidak mau daerah ini menjadi daerah yang terbelakang, kita juga tidak mau kalau daerah ini dibubarkan dan pemerintahan daerah dikembalikan ke kabupaten induk.
Oleh sebab itu, tidak boleh ada tindakan kekerasan atau pembakaran, penembakan dan pembunuhan, kalau hal ini masih terjadi terus maka negara akan mengambil tindakan tegas dan tentu saja akan berimbas pada banyak faktor.
Itu sebabnya, kata Bupati, kita terus berdoa dan berupaya membuka daerah ini agar Tuhan menolong kita dengan mengirimkan orang-orang untuk membantu kita, sehingga kita harus menghargai orang. Ketika kita menghargai orang pasti mereka akan hargai kita. Sebaliknya jika kita tidak menghargai orang maka mereka juga tidak akan menghargai kita dan akan meninggalkan kita.
Terkait keamanan di sekitar Bandara, menurut Bupati hal itu karena belum ada kesepakatan bersama masyarakat guna melepas lahan untuk dibangun pos keamanan.
Untuk itu Bupati Puncak Willem Wandik meminta agar masyarakat bisa merelakan lahannya agar bisa dibangun pos keamanan sehingga keamanan semakin terjamin dan pembangunan akan lebih lancar.
Sementara itu, respons masyarakat terhadap niat pemerintah untuk membangun pos keamanan ditanggapi positif dengan kesediaan mereka untuk melepaskan lahannya guna dibangun pos keamanan di bandara Aminggaru, Ilaga. (***)