ARLISAKADEPOLICNEWS.COM-MANGGARAI BARAT. Kampung Lobohusu didiami oleh 55 Kepala Keluarga, kampung Lobohusu secara admistrasi berada di desa Golo Bilas, kabupaten Manggarai Barat yang kini menjadi pusat perhatian publik lantaran di Kampung Lobohusu yang notabene berada ditengah-tengah kota Labuan Bajo, masyarakatnya masih konsumsi air kali yang keruh dan diduga sudah tercemar pestisida.
Sejarah Kampung Lobohusu.
Awalnya masyarakat kampung Lobohusu tinggal dikampung Lengko Pau, yang tidak jauh jaraknya dari kampung Lobohusu, akibat terjadi bencana alam tahun 1969 banyak warga yang jadi korban dari terjangan banjir bandang, akhirnya mereka pun direlokasi ke Lobohusu.
Semenjak dari kampung lengko Pau Sampai di kampung Lobohusu warga masyarakat masih mengonsumsi air kali Wae Mese.
Kebiasaan masyarakat mengkonsumsi air sungai sudah turun-temurun bahkan dari nenek moyang mereka, persoalan bersih atau tidaknya air sungai itu tidak menjadi masalah walaupun sudah ada korban yang meninggal lantaran penyakit batu ginjal yang dialami.
Aco Jafar warga masyarakat kampung Lobohusu mengisahkan dirinya pernah mengidap penyakit batu ginjal, setelah ia pergi periksa ke salah satu klinik di Labuan Bajo ia didiagnosa oleh dokter bahwa ia menderita penyakit batu ginjal dan disarankan oleh dokter untuk tidak boleh konsumsi lagi air dari sungai tersebut.
” Mau bagaimana lagi, cuman ini saja air yang kami bisa konsumsi”, kisahnya.
Menurut Aco Jafar masyarakat kampung Lobohusu yang menderita penyakit batu ginjal ada 7 orang itupun berdasarkan gejala sakit yang dialami oleh warga.
” Mertua saya dulu juga menderita batu ginjal dan sekarang dia sudah meninggal dunia 2 tahun lalu”, ungkapnya.
Mulai dari orang tua, anak-anak bahkan sampai ibu hamil pun mengonsumsi air sungai tersebut.
Air sungai diduga tercemar pestisida.
Kepala desa Golo Bilas Paulus Nurung membenarkan bahwa masyarakatnya di kampung Lobohusu mengonsumsi air sungai.
” Kalau kondisi yang dialami oleh warga RT 08 Lobohusu, dusun Marombok, desa Golo Bilas memang sangat memprihatinkan, mengingat dengan usia negara kita yang sudah merdeka 70 tahun lebih, mereka disana itu belum merasakan konsumsi air minum bersih, namun selama ini saya sudah pernah usul ke Pemda lewat musrembangcam, memang ada tanggapan bagus dari bapak direktur PAM, bahwa ditahun 2022 kita prioritaskan untuk Lobohusu”, ungkap kades Paulus.
Kades Paulus menyampaikan memang tidak heran kalau masyarakat kampung Lobohusu ada yang menderita sakit ginjal, diare bahkan ada yang menderita kanker, seperti yang dialami oleh adik Safir Mutar.
” Kerena selama ini masyarakat kita disana itu mengonsumsi air dari sungai yang notabene air dari sungai itu berasal dari air sawah-sawah sekitar yang sudah tercemar pestisida, sehingga tidak heran kalau masyarakat kita disana itu ada yang menderita sakit ginjal, diare bahkan ada yang menderita kanker ganas”, ucapnya.
Selain kampung Lobohusu masih ada lagi kampung yang masih membutuhkan pasokan air minum bersih yaitu Kampung Kandang Bembe dusun Capi desa Golo Bilas. Kampung tersebut dihuni oleh 10 Kepala Keluarga. (***)