Babak Baru Proses Penyelesaian Galian C Wae Mese di Manggarai Barat

  • Whatsapp

ARLISAKADEPOLICNEWS.COM-MANGGARAI BARAT. Polemik penyelesaian tambang pasir galian C Wae Cebong desa Compang Longgo, kabupaten Manggarai Barat yang sampai saat ini belum ada kejelasan.

Atas dasar ketidakjelasan tersebut, masyarakat Compang Longgo bersepakat meminta Petrus Ruman untuk menjadi pendamping hukum mereka.

Muat Lebih

banner 728x90

Pada saat memantau lokasi, Piter Ruman menilai dampak terhadap eksplorasi galian C tersebut sudah sangat parah dan butuh perhatian serius dari pemerintah.

“Saya bersyukur kepada masyarakat sekitar bendungan Wae Cebong ini, bisa bersama-bersama pada hari ini melihat secara lansung apa sesungguhnya terjadi terkait dengan dampak eksplorasi galian C ini sudah sangat parah dan butuh perhatian serius dari pemerintah”, ungkap Piter saat ditemui oleh media, Sabtu (26/06/2021).

Menurut Piter, persoalan penggalian tambang pasir tersebut secara yuridisnya sudah salah dan legalitasnya perlu dipertanyakan.

“Sejak awal saya sampaikan bahwa persoalan penggalian ini secara yuridisnya bermasalah, legalitasnya perlu dipertanyakan dan alas hukum terhadap galian C ini juga bermasalah, yang oleh karenanya dia tidak menjadi sebuah legitmatasi bahwa ada ijin yang diberikan dan sebelumnya saya memberitahukan hal itu melalui media namun sampai sekarang belum ada tanggapan dari pemerintah”, ungkapnya.

Lebih lanjut ia mengatakan bahwa akibat dari eksplorasi galian C tersebut Daerah Aliran Sungai (DAS) sudah berpindah, dan juga menimbulkan DAS baru yang akan mematikan fungsi bendungan Wae Cebong yang mengaliri air persawahan warga yang berlokasi di Walang.

“Sebenarnya sekarang ini akibat dari eksplorasi DASnya sudah berpindah, jadi eksplorasi ini telah menciptakan DAS yang baru, nah DAS yang baru ini justru mematikan fungsi bendungan Wae Cebong ini yang memang fungsinya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Tana Dereng dan sekitarnya dan yang paling utama itu untuk debit air persawahan di Walang, nah inilah sebenarnya yang perlu ditanggapi, berhentilah kita debat soal kompetensi dan lain sebagainya tetapi marilah kita melihat di lapangan, apa yang pemerintah bisa lakukan supaya air ini bisa mengalir pada DAS yang sebenarnya kemudian fungsi bendungan ini bisa berfungsi secara maksimal, ini persoalannya disitu”, lanjutnya.

Ia juga mengkritisi terkait rapat dengar pendapat antara masyarakat Compang Longgo dengan DPRD kabupaten Manggarai Barat pada tanggal 27 Mei 2021 dan juga kunjungan ketua DPRD Manggarai Barat ke lokasi galian C Wae Mese Compang Longgo pada tanggal 28 Mei 2021 lalu.

Salah seorang warga desa Compang Longgo Leonardus mengaku kecewa dengan kunjungan ketua DPRD kabupaten Manggarai Barat ke lokasi galian C Wae Mese.

“Kunjungan ketua DPRD tanggal 28 Mei 2021 lalu kami sangat mengharapkan, karena tanggal 27 Mei 2021 kami melakukan rapat dengar pendapat dengan DPRD Manggarai Barat bahwa tanggal 28 Mei 2021, mereka akan menyampaikan pernyataan sikap untuk pertama menyegel alat berat, yang kedua pada tanggal 28 Mei mereka akan menyataan sikapnya bahwa betul-betul mereka berpihak kepada rakyat dan harapan itu akan didengar oleh semua masyarakat Compang Longgo memenuhi kemauan ini dan harapan itu tidak terjadi tanggal 28 Mei, dan akhirnya kami sudah tidak percaya dengan keberadaan teman-teman DPRD ini”, ungkap Leonardu.

Ia pun berharap dengan kehadiran Piter Human selaku pendamping hukum masyarakat Compang Longgo bisa mengatasi persoalan yang mereka hadapi.

“Kami harap dengan kehariannya Om Piter ke lokasi galian C ini bisa membantu kami untuk mengusut tuntas proses penyelesaian masalah yang kami hadapi ini dengan baik”, harapnya. (***)

Pos terkait