ARLISAKADEPOLICNEWS.COM-MAKASSAR. Legislator DPRD Kota Makassar, Yeni Rahman, S.Si menggelar Sosialisasi Peraturan Daerah di Red Cendrawasih Hotel, Minggu (27/06/21). Sosialisasi yang didominasi ibu-ibu ini diundang untuk mengetahui isi perda Nomor 3 Tahun 2016 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif. Dalam kesempatan itu, Yeni mendatangkan dua narasumber dari Dinas Kesehatan dr. Istian Anwar, S.Ked., M.Kes dan Rosnani Alimuddin yang merupakan tenaga pengajar salah satu sekolah di Kota Makassar.
“Ini awalnya dari kegelisahan paradigma sebagian masyarakat yang menganggap remeh ASI tersebut,“ ucap politisi perempuan ini. Padahal, sambungnya, pemberian ASI Eksklusif selama 6 bulan pertama kelahiran ialah hal terpenting dan luar biasa manfaatnya. Selain itu, 2 narasumber berkali-kali memaparkan teori yang mengacu pada harapan bangsa negara yaitu putra dan putri yang unggul, salah satunya dapat tercapai jika seluruh bayi yang lahir diberikan ASI eksklusif.
Yeni menambahkan, banyak dari kalangan laki-laki justru mengusulkan adanya pemberian sanksi bagi ibu yang tidak mau memberikan ASI Eksklusif di luar alasan medis. Faktanya bapak-bapak sangat antusias mendukung peraturan tersebut, bahkan mereka menyatakan, penjarakan ibu yang tidak mau memberikan ASI pada anaknya.
“Tapi, dalam aturan ini kami tidak memberikan sanksi pada ibu, hanya mengacu kepada tenaga kesehatan yang tidak mengedukasi pemberian ASI Eksklusif atau membiarkan bayi yang baru lahir di rumah sakit diberikan susu formula (bukan ASI). Padahal tidak ada kondisi medis tertentu yang dialami oleh sang ibu.” lanjutnya.
Persoalan pemberian ASI merupakan masalah krusial di Indonesia yang kerap disepelekan. Banyak kejadian stunting yang terjadi jika anak tidak mendapatkan ASI, berpotensi kanker payudara dan kanker Rahim diakibatkan karena tidak dikeluarkannya ASI tersebut. Hal itu jelas merupakan kerugian bagi anak dan ibu itu sendiri.
dr. Istiana Anwar, menyampaikan 1000 hari kelahiran merupakan golden time dimana anak dapat diberikan gizi yang paling baik demi tumbuh kembang maksimal, IQ yang tinggi dan keungulan-keunggulan lainnya yang menghasilkan bibit unggul untuk negara Indonesia.
Ia mengharapkan adanya ASI Eksklusif enam bulan penuh tanpa bantuan makanan apapun. “Termasuk air putih sekalipun tidak boleh diberikan pada anak di usia enam bulan tersebut. ASI tetap diberikan sampai anak berusia dua tahun tetapi diberikan juga makanan pendukung,” paparnya.
“Gizi yang terbaik bagi bayi ialah ASI, disiapkan Allah secara gratis dan tidak dapat tergantikan nutrisinya dengan zat gizi apapun” ucap Rosnani Alimuddin mengawali paparannya.
Ibu yang berprofesi guru itu, menyatakan meski tidak ada sanksi penjara atau sejenisnya untuk ibu melahirkan dalam peraturan tersebut, namun diharapkan peran masyarakat untuk aktif mendukung ibu dalam menyusui dan tidak tergoda oleh iklan susu formula yang menjamur di televisi.
Kesehatan dan kecerdasan anak tergantung dari seberapa pencapaian terpenuhinya gizi seimbang untuk anak, sedangkan gizi terbaik yang tidak bisa tergantikan dengan apapun adalah ASI. (***)








