ARLISAKADEPOLICNEWS.COM-MANGGARAI BARAT. Wae Bobok adalah salah satu tempat Wisata Alam berlokasi di Desa Tanjung Boleng, Kecamatan Boleng, Kabupaten Manggarai Barat, NTT.
Selain menawarkan keindahan alam, Wae Bobok menyediakan berbagai hasil kuliner warga yang bisa memanjakan semua pengunjung.
Kuliner unggulan yang menjadi khas Wae Bobok yaitu Serabe yang dibuat dari tepung beras merah yang di campur dengan gula merah dan proses pengolahan juga menggunakan alat yang ramah lingkungan. Rebok yang terbuat dari jagung atau pun beras yang olah secara tradisional juga dan masih ada lagi hasil kuliner penunjang yang bisa membuat parah pengunjung merasa nyaman berada ditempat tersebut.
Wisata Wae Bobok Hasil Binaan KPH Mabar
Tempat wisata alam Wae Bobok adalah hasil binaan Kesatuan Pengelola Hutan ( KPH ) Kabupaten Manggarai Barat.
Dalam pendampingan kelompok masyarakat yang ada ditempat wisata tersebut, KPH Manggarai Barat membentuk kelompok dengan nama Kelompok Tani Hutan Canai Wae Bobok dan masih banyak lagi kelompok yang dibentuk untuk menunjang pariwisata ditempat tersebut.
Kepala UPTD KPH Manggarai Barat, Stefanus Nali mengatakan dalam menjaga kelestarian hutan tentunya menjadi tanggung jawab bersama dan perluh ada partisipasi masyarakat.
“Dalam mengelola hutan, kita mestinya selalu memperhatikan dampak lansung kepada masyarakatnya, seperti di Wae Bobok ini, kita bisa mengelola menjadi tempat wisata yang melibatkan masyarakat disini, sehingga dalam menjaga kelestarian hutan itu menjadi tanggung jawab kita semua, asalkan yang perluh kita bimbing adalah konsep SDMnya”, katanya.
Obyek Wisata Wae Bobok Akan Jadi Desa Binaan Bank NTT
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi NTT, Ondi Christian Siagian menjelaskan filosofi Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan ( LHK ) itu adalah membangun ekonomi kawasan kehutanan untuk kesejahteraan masyarakat.
Dijelaskanya dalam membangun ekonomi kawasan kehutanan perlu kolaborasi.
“Kita tidak bisa mensejahterakan masyarakat hanya program-program dari Lingkungan Hidup dan Kehutanan baik itu dari Kementrian maupun dari Dinas melalui UPTDnya”, jelas Kadis Ondi saat mengunjungi wisata Wae Bobok, Kamis (31/03/2022).
“Salah satu kolaborasi yang kita akan bangun di Wae Bobok ini kita bekerja sama dengan Bank NTT dan juga Yayasan Bambu Lestari untuk bisa mengembangkan wisata Wae Bobok ini, baik itu sekedar tempat untuk berwisata maupun tempat untuk nginap”, sambungnya.
Dalam membangun ekonomi kawasan hutan, Kadis Ondi mengungkapkan tiga indikator yaitu: Pertama, penghasilan hutan bukan kayu yaitu ekowisata kita tidak bisa kelola secara masif tetapi kita tetap menjaga kelestarian hutan, oleh karena indikator seperti itulah yang kita akan pertahankan bahwa hutan itu terbatas. Kedua, hutan itu alami, ketika kita memproduksi hutan bukan kayu adalah produk alami termasuk ekowisata. Ketiga, produk hasil hutan bukan kayu adalah produk yang unik karena di setiap hutan tentunya mempunyai history.
“Ketiga Indikator ini tentunya kita sudah menentukan segmen mana yang akan berkunjung ke hutan dan disitulah ada peluang ekonomi yang bisa menguntungkan kita”, jelasnya.
Sementara, Direktur Utama Bank NTT Harry Alexander Riwu Kaho menjelaskan pihaknya akan membangun wisata Wae Bobok tetap menjaga kelestarian hutan dan juga kearifan local.
“Kita membangun suatu Desa dan akan tetap menjaga kearifan lokalnya dan rencananya obyek wisata Wae Bobok ini akan menjadi Desa binaan Bank NTT kedepannya akan akan mulai diterpakan tahun ini”, ungkapnya.
Menurut Alexander, Labuan Bajo memiliki tempat pariwisata yang begitu indah selain memiliki laut yang sangat indah juga memiliki tempat wisata alam yang begitu mengagumkan.
Berkolaborasi dengan Yayasan Bambu Lestari, pihaknya akan membangun Home Stay yang ramah lingkungan.
“Nanti kita akan bangun Home Stay disini dengan menggunakan bahan-bahan dari alam”, jelasnya.
Basilius selaku Sekertaris Kelompok Tani Hutan Canai Wae Bobok sangat berterima kasih terhadap kehadiran Bank NTT dalam mengelola wisata Wae Bobok.
“Kami sebagai kelompok disini sangat berterima dan sangat antusias atas kehadiran dari Bank NTT demi kemajuan Wae Bobok”, ungkapnya.
Menurut Basilius dengan kehadiran Bank NTT, akan berdampak positif bagi kelompok kuliner yang ada daerah tersebut.
“Dalam membangun kawasan wisata alam memang sangat membutuhkan peran dari berbagai pihak dalam mengelolanya, sehingga bisa memberikan dampak positif kepada masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup”, pungkasnya. (***)